Ahad 08 Jan 2023 10:06 WIB

Awal Musim Tanam Padi, Petani Jombang Berburu Hama Tikus

Upaya perburuan hama tikus dengan cara gropyokan.

Petani memperlihatkan tikus yang ditangkap di area persawahan (ilustrasi)
Foto: Antara/Prasetia Fauzani
Petani memperlihatkan tikus yang ditangkap di area persawahan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JOMBANG -- Para petani di Desa Pacarpeluk, Kecamatan Megaluh, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, memburu hama tikus dengan cara gropyokan. Langkah ini sebagai upaya mencegah semakin berkembang biak dan merusak tanaman petani.

Kepala Desa Pacarpeluk, Kecamatan Megaluh, Kabupaten Jombang, Diyah Kusnowati mengemukakan, kegiatan gropyokan ini sengaja digelar awal musim tanam padi. Dengan cara ini, diharapkan populasi tikus bisa berkurang, sehingga tanaman petani aman.

"Kegiatan gropyokan ini digelar setiap akan musim tanam. Dengan ini, kami harapkan tanaman petani bisa aman, tidak terlalu rusak," katanya di Jombang.

Ia mengatakan teknik ini memang sangat sederhana namun cukup efisien. Para petani juga gotong royong bersama-sama memburu tikus-tikus di sawah dan membunuhnya.

Menurut dia, jika tikus-tikus itu dibiarkan populasinya akan semakin banyak. Tikus akan memakan tanaman padi petani, sehingga produksi pun akan berkurang.

Dirinya menambahkan Desa Pacarpeluk merupakan salah satu desa penghasil beras. Banyak lahan yang ditanami padi, sehingga hama tikus pun tetap ada.

Namun, pihaknya tetap berupaya mengendalikannya. Ke depan, rencana akan menggunakan racun sehingga tikus-tikus bisa ditekan populasinya.

"Saat ini kami memang mengadakan gropyokan tikus ini. Namun, selanjutnya setelah selesai tanam ini mungkin menggunakan racun tikus," ujar dia.

Sementara itu, Nur Kholiq, salah satu petani yang ikut acara gropyokan tikus itu mengatakan ia dengan petani lainnya mendukung kegiatan ini, sebab membantu petani. Ia kecewa karena populasi tikus semakin banyak, sehingga tanaman pun juga rusak dimakan tikus-tikus.

"Karena tikus tanaman rusak dan ini berdampak pada turunnya produksi gabah. Jika biasanya tanah luas per 100 ru bisa menghasilkan satu ton, setelah hama ini menyerang tinggal setengahnya saja," kata dia.

Dalam aksi itu, petani membawa alat sederhana yakni mesin diesel serta kayu. Mesin diesel untuk mengarahkan air ke lubang tempat tinggal tikus-tikus, dan setelah tikus lari langsung diburu petani.

Para petani mendapatkan puluhan ekor tikus dalam aksi gropyokan tersebut. Seluruh bangkai tikus juga juga langsung dikubur di area sawah untuk meminimalisasi bau.

Rencana, kegiatan ini tidak akan berhenti dilakukan. Para petani terus gotong royong ke titik lainnya untuk memburu tikus-tikus, sehingga tanaman petani pun nantinya bisa tumbuh dengan baik.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement