REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Mimpi itu gratis dan jangan takut untuk bermimpi karena itu sebuah kewajiban. Meksipun demikian, tidak cukup hanya bermimpi karena perlu adanya keras agar angan itu bisa terwujud.
Komisaris PT Aerofood ACS (Garuda Indonesia Group), Muhammad Sukron, merupakan alumnus Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Pria disapa Sukron ini mengatakan, keberhasilannya menjadi seorang komisaris tidak luput dari kerja keras dan juga pengalaman yang didapatkan selama berkuliah.
Sebelumnya, ia tak pernah membayangkan akan menjadi seorang pimpinan dari salah satu perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Menurut dia, untuk seorang lulusan teknik bisa bekerja di perusahaan atau menjadi karyawan BUMN itu sudah sangat baik.
"Namun jika bisa lebih dari itu, menjadi hal luar biasa. Utamanya bagi saya,” katanya. Sukron sudah menduduki posisi komisaris sejak dua tahun lalu. Dia mengaku banyak permasalahan yang harus dihadapi dan diselesaikan.
Apalagi saat itu perusahaan sedang menghadapi problem dan krisis akibat pandemi Covid-19 termasuk turunnya pendapatan. Dengan keinginan yang kuat untuk membangkitkan perusahaan, dia dan tim pun bisa mengatasinya.
Melalui evaluasi serta pengawasan yang akuntabel sesuai dengan Good Corporate Governance (GCG), pendapatan perusahaan kembali normal. Bahkan, pendapatnya mengalami peningkatan dan perusahan bisa keluar dari krisis.
Selain sebagai komisaris, Sukron juga aktif di politik serta organisasi kepemudaan sembari berwirausaha di bidang konstruksi. Saat ini, ia juga menjabat sebagai ketua Pimpinan Pusat (PP) Pemuda Muhammadiyah bidang Energi dan Sumber Daya Mineral.
Jabatan itu ia raih berkat kepiawaiannya dalam memimpin, bahkan sejak menjadi mahasiswa beberapa tahun yang lalu. Selama berkuliah, Sukron merupakan mahasiswa yang aktif mengikuti organisasi intra kampus maupun organisasi otonom Muhammadiyah.
Beberapa di antaranya seperti Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ), Senat Mahasiswa dan juga Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM). Selama keikutsertaannya di organisasi, dia juga sempat dipercaya menjadi ketua Komisariat IMM UMM.
"Hal itulah yang menjadi alasan kuat mengapa saya bsia berada di posisi sekarang,” ungkap Sukron. Meski memiliki segudang kesibukan, Sukron muda tak pernah lupa dengan nilai akademik perkuliahannya.
Sebagai mahasiswa teknik mesin, ia berhasil lulus tepat waktu dengan indeks prestasi yang baik. Dengan pengalaman dan juga prestasi yang telah didapat, ia berhasil melanjutkan studi magister dan juga doktornya dengan beasiswa.
Menurut dia, sayang sekali jika sebagai mahasiswa waktunya hanya dipakai untuk perkuliahan. Harus ada keseimbangan antara kemampuan akademik dan non-akademik. Kemampuan akademik untuk mengasah ilmu secara personal sedangkan kemampuan akademik untuk mengasah kemampuan nonteknis.
"Salah satu softskill yang dibutuhkan saat berada di masyarakat maupun di tempat kerja yaitu kemampuan memimpin. Hal tersebut harus terus diasah sedini mungkin,” jelasnya.
Ia berharap anak-anak muda bisa membangun kapasitas dan potensi. Jika dilakukan dengan baik, maka pintu kesuksesan akan terbuka lebar.
Lebih lanjut ia merasa bangga bisa berkuliah di UMM. Banyak hal yang dia pelajari dan banyak alumninya menjadi orang besar. Ia berharap anak-anak muda bisa tekun dan belajar banyak hal agar mampu menjadi pemimpin masa depan.