REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Kabupaten Bantul, DIY diguncang gempa tektonik pada Senin (9/1/2023) pada pukul 05.41 WIB. Berdasarkan analisis dari BMKG, gempa bumi tersebut memiliki parameter dengan magnitudo M3.1.
Kepala Stasiun Geofisika (Stageof Sleman), Setyoajie Prayoedhie mengatakan, episenter gempa bumi berlokasi di darat pada jarak 13 kilometer arah tenggara Bantul, yakni pada kedalaman 18 kilometer.
"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas sesar opak," kata Setyoajie dalam keterangan resminya.
Guncangan gempa bumi ini dirasakan di daerah Bantul II MMI. Artinya, getaran dirasakan oleh beberapa orang di wilayah Bantul, dan benda-benda ringan yang digantung turut bergoyang akibat gempa.
"Hingga hari Senin (9/1) pukul 07.15 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan atau aftershock," tambah Setyoajie.
Hingga saat ini, katanya, belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut. "Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami," ujarnya.
Menyusul dengan adanya gempa bumi ini, masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Setyoajie juga meminta masyarakat untuk memeriksa dan memastikan bangunan tempat tinggal tahan gempa. Termasuk memastikan tidak ada kerusakan bangunan akibat getaran gempa sebelum kembali ke dalam rumah.
"Menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa," jelasnya.
Meski beberapa warga Bantul merasakan getaran, namun warga di kabupaten/kota lainnya di DIY tidak merasakan getaran gempa. Seperti di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman.
"Saya malah tidak tahu (ada gempa), karena sama sekali tidak merasakan ada getaran," kata salah seorang warga Kota Yogyakarta, Dian (28).