REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Dosen kimia farmasi Universitas Airlangga (Unair) Marcellino Rudyanto menanggapi tujuh siswa SD di Tasikmalaya, Jawa Barat, yang keracunan ciki ngebul. Dimana usai menyantap ciki ngebul mereka dilaporkan mengalami mual, muntah, dan begah perut. Marcellino menjelaskan, nitrogen merupakan senyawa inert yang artinya tidak bereaksi dengan senyawa lain.
"Senyawa ini tidak memiliki sifat beracun tapi bukan berarti tidak memiliki bahaya," kata Marcellino, Senin (9/1/2023).
Marcellino melanjutkan, nitrogen memiliki titik didih yang sangat rendah yaitu -196 derajat celcius. Maka dari itu, ketika tubuh manusia terpapar nitrogen cair dalam waktu yang lama, sel tubuhnya akan membeku atau mati.
Menurut Marcellino, nitrogen pada dasarnya tidak memiliki manfaat bagi tubuh. Keberadaannya hanya menambah keindahan dalam sebuah hidangan. Kendati demikian, nitrogen cair bermanfaat dalam berbagai bidang, misalnya untuk mengawetkan sampel biologis atau mendinginkan instrumen yang menggunakan magnet superkonduktor.
Alumnus Tohoku University, Jepang tersebut menegaskan kepada orang tua untuk berhati-hati dalam melakukan pengawasan terhadap jajanan yang dikonsumsi anak. Apabila anak terlanjur mengonsumsi ciki ngebul tapi tidak terjadi keluhan, maka seyogianya orang tua memberi pengertian kepada anak untuk tidak mengkonsumsinya kembali.
"Jika setelah mengkonsumsi lalu terjadi kelainan pada saluran pencernaan maka segera bawa ke pelayanan kesehatan," ujarnya.
Dalam upaya mencegah agar peristiwa keracunan ciki ngebul tidak terulang kembali, menurutnya penggunaan nitrogen cair pada makanan harus dibatasi. Khendaknya hanya chef bersertifikat yang dapat menggunakan senyawa ini. Meski demikian, kehati-hatian tetap diperlukan dalam penggunaannya.
"Nitrogen bisa bermanfaat untuk membekukan makanan secara cepat. Tapi ketika disantap harus dipastikan nitrogen sudah menguap meski makanannya masih beku," kata dia.