REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Kasus keracunan makanan berasap mengandung nitrogen, atau yang disebut chiki ngebul di Provinsi Jawa Barat (Jabar) menjadi perhatian dari banyak pihak. Dari kasus yang menimpa anak sekolah tersebut, terlihat lemahnya pengawasan dan edukasi pada jajanan anak sekolah.
Kasus tersebut pun menjadi keprihatinan bagi pakar gizi Universitas 'Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta, Nor Eka Novianti. Novi menyebutkan, saat ini banyak makanan maupun jajanan dengan beragam jenis, rasa, bentuk, warna maupun berbagai macam street food.
Termasuk produk franchise dari berbagai brand, baik itu brand lokal maupun impor. Sebagai masyarakat awam, lanjut Novi, sangat sulit untuk menghentikan perkembangan jajanan kekinian tersebut.
Untuk itu, hal bijak dalam menyikapinya yakni bagaimana membentuk kesadaran dalam perilaku memilih jajanan yang aman dan sehat. Lebih lanjut, Novi juga menekankan bahwa sarapan merupakan prioritas dalam memenuhi kebutuhan gizi bagi anak sekolah.
Jika belum tercukupi dari sarapan, maka pangan jajanan anak sekolah (PJAS) menjadi alternatif untuk memenuhi kebutuhan gizi tersebut. Novi menuturkan, ada empat jenis PJAS yakni makanan utama/ sepinggan, cemilan (snack), minuman, serta buah.
PJAS yang sesuai, juga diharuskan memenuhi kaidah yang aman, bermutu, serta bergizi yang disukai oleh anak. "Selain itu, kehalalan juga hal yang penting untuk diperhatikan," kata Novi kepada Republika, Selasa (10/1/2023).
Untuk itu, Novi yang juga dosen Prodi Gizi Unisa Yogya itu pun membagikan beberapa tips untuk memilih jajanan yang sehat dan aman untuk anak sekolah. Tips yang dibagikan juga berdasarkan Pedoman Jajanan Anak Sekolah untuk Pencapaian Gizi Seimbang dari BPOM.
Tips pertama yakni memilih makanan yang aman, yakni memilih makanan yang bebas dari bahaya biologis, kimia serta benda lain. Sebaiknya, kata Novi, memilih pangan yang bersih, telah dimasak, tidak berbau tengik, serta tidak berbau asam.
Tips kedua yakni dengan menjaga Kebersihan dengan mencuci tangan sebelum makan dengan sabun dan air mengalir, untuk menghindari kuman atau cemaran berbahaya.
"Membeli makanan sebaiknya di tempat yang bersih, juga dari penjual yang sehat dan bersih. Makanan dipajang, disimpan, dan disajikan dengan baik. Selain itu, menghindari makanan dan minuman yang berwarna mencolok, rasa yang terlalu asin, manis, serta asam," ujar Novi.
Tips ketiga yakni membaca label makanan dengan memperhatikan nama jenis produk, tanggal kedaluwarsa, komposisi dan gizi. Bila berlabel dan dikemas, lanjut Novi, maka diharapkan untuk memilih makanan yang memiliki nomor pendaftaran (P-IRT/MD/ML).
"Jika tidak berlabel, pilih kemasan dalam kondisi baik," jelasnya. Tips keempat, Novi menyebut, dengan membatasi makanan cepat saji (fast food) dan makanan ringan. Sedangkan, untuk tips kelima yakni dengan memperbanyak serat dan air putih.