Rabu 11 Jan 2023 17:08 WIB

Hadapi Ancaman Resesi Ekonomi, Masyarakat Diminta Hindari Konflik

Bersatu merupakan hal yang harus dikedepankan.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Yusuf Assidiq
ilustrasi:resesi - Suasana deretan gedung bertingkat di kawasan Jakarta Selatan, Selasa (10/9/2019). Direktur Riset CORE Indonesia Piter Abdullah mengatakan Indonesia masih cukup aman dari ancaman resesi, hal ini tercermin dari pertumbuhan ekonomi yang masih bisa terjaga di kisaran lima persen dan ditopang oleh pasar domestik yang cukup kuat
Foto: ANTARA/Dhemas Reviyanto
ilustrasi:resesi - Suasana deretan gedung bertingkat di kawasan Jakarta Selatan, Selasa (10/9/2019). Direktur Riset CORE Indonesia Piter Abdullah mengatakan Indonesia masih cukup aman dari ancaman resesi, hal ini tercermin dari pertumbuhan ekonomi yang masih bisa terjaga di kisaran lima persen dan ditopang oleh pasar domestik yang cukup kuat

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Ancaman resesi ekonomi global di 2023 'mengintai' berbagai negara, termasuk Indonesia. Ancaman resesi ekonomi terus menguat seiring dengan kondisi perekonomian dunia yang mengkhawatirkan.

Wakil Rektor Bidang Keuangan, Kehartabendaan, dan Administrasi Umum Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Utik Bidayati, pun meminta agar masyarakat untuk menghindari konflik. Menurutnya, konflik dapat merusak kekuatan Indonesia dalam menghadapi resesi ekonomi global.

Utik menjelaskan hal tersebut saat menjadi pembicara dalam Dialog Nasional Resesi Ekonomi 2023 Ancaman dan Tantangan Perekonomian Indonesia. Kegiatan tersebut diselenggarakan oleh Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB).

"Konflik yang ada pasti akan mengganggu kekuatan Indonesia dalam menghadapi kemerosotan ekonomi dunia," kata Utik, Rabu (11/1/2023).

Di tengah ancaman resesi ekonomi, Utik menekankan bersatu merupakan hal yang harus dikedepankan. Semua pihak, lanjutnya, harus bekerja sama agar Indonesia tidak terdampak signifikan terhadap resesi ekonomi global.

"Cobalah hindari persinggungan dan konflik yang justru dapat merusak kekuatan kita. Ini yang harus kita bina, munculkan bagaimana semua elemen itu bekerja sama," ujarnya.

Utik juga menyinggung terkait bagaimana Indonesia menghadapi kondisi politik, yang mana sangat berbeda dengan negara lain di Amerika maupun Eropa. Ia sendiri menilai, Indonesia memiliki kondisi politik yang cenderung stabil.

"Mereka menghadapi kondisi geopolitik atau perubahan politik sangat luar biasa. Alhamdulillah kita saat ini dalam keadaan baik-baik saja," jelas Utik.

Melihat hal ini, Utik optimistis Indonesia masih memiliki harapan pertumbuhan ekonomi saat terjadi resesi ekonomi di 2023. "Mungkin tidak begitu besar, tetapi masih dapat membaik ketika menghadapi kemerosotan ekonomi dunia," lanjutnya.

Utik juga mengungkapkan upaya yang dapat dilakukan untuk memperbaiki pertumbuhan ekonomi, yakni menggalakan UMKM. Dengan adanya pelaku UMKM di Indonesia, dinilai dapat meningkatkan kebutuhan konsumsi sekitar 80 persen.

"(UMKM) Inilah yang kemudian perlu kita kuatkan, saya rasa pemerintah tidak akan bisa sendiri menangani ini. Kita harus bersama-sama dan bersinergi menata ekonomi pada 2023 menjadi lebih baik," tambah Utik.

"Pelaku usaha dapat membangun perekonomian di Indonesia, sehingga kita punya peran masing-masing untuk saling mengisi apa yang akan menjadi harapan kita ke depan," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement