Kamis 12 Jan 2023 14:48 WIB

Persoalan Lingkungan Pesisir Utara Jawa Tengah Semakin Krusial

Masyarakat pesisir Jateng butuh pendampingan dalam menghadapi rob maupun banjir.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Yusuf Assidiq
Rois Syuriah PWNU Jawa Tengah, KH Ubaidillah Shodaqoh (ketiga dari kiri) menyampaikan pendapatnya pada ‘Rembuk Batir Warga Pesisir: Merawat Pesisir Menjaga Masa Depan Kehidupan’ yang digelar Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim (LPBI) PWNU Jawa Tengah, di Ponpes Al-Itqon, Tlogosari, Kota Semarang, Selasa (10/1/23) malam.
Foto: Dok. Republika.
Rois Syuriah PWNU Jawa Tengah, KH Ubaidillah Shodaqoh (ketiga dari kiri) menyampaikan pendapatnya pada ‘Rembuk Batir Warga Pesisir: Merawat Pesisir Menjaga Masa Depan Kehidupan’ yang digelar Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim (LPBI) PWNU Jawa Tengah, di Ponpes Al-Itqon, Tlogosari, Kota Semarang, Selasa (10/1/23) malam.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah menggagas pemikiran-pemikiran konkrit dalam rangka membantu mengatasi berbagai problem lingkungan yang dihadapi masyarakat di kawasan pesisir (utamanya pesisir utara) Jawa Tengah. Sebab, membantu menangani persoalan yang dihadapi umat menjadi salah satu tugas utama NU.

Di lain pihak, persoalan linkungan yang dihadapi oleh masyarakat yang ada di pesisir utara Jateng juga semakin krusial. “Masyarakat pesisir Jateng membutuhkan pendampingan dalam menghadapi persoalan bencana rob maupun banjir,” ungkap Rois Syuriah PWNU Jateng, KH Ubaidillah Shodaqoh pada Rembuk Batir Warga Pesisir : Merawat Pesisir Menjaga Masa Depan Kehidupan yang digelar Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim (LPBI) PWNU Jateng di Ponpes Al-Itqon, Tlogosari, Kota Semarang, Selasa (10/1) malam.

Menurut KH Ubaidillah Shodaqoh, sudah menjadi kewajiban atas nama pribadi maupun organisasi untuk mencarikan solusi atas sejumlah masalah yang muncul di masyarakat. Tak terkecuali problem lingkungan yang dihadapi masyarakat pesisir.

Sejumlah bencana yang muncul, jelasnya, merupakan peringatan atas tingkah laku manusia, baik bagi mereka yang berbuat dan bagi semua. Bisa jadi, yang salah mungkin dari orang jauh, tetapi yang dapat musibah di Demak atau Pekalongan.

“Allah SWT telah memberikan peringatan agar umat juga memelihara diri dari siksaan yang tidak khusus menimpa orang- orang yang zalim saja,” lanjut ulama yang akrab disapa Gus Ubaid ini.

Dalam forum ini, Ketua PWNU Jateng, KH M Muzammil mengatakan, saat ini banyak masalah terkait lingkungan. Dahulu desa sangat asri dan sungai-sungainya yang kecil pun banyak ikan.

Sekarang kondisinya sudah berbeda jauh, seolah-olah lingkungan sudah tidak ramah lagi pada manusia bahkan mahluk hidup lainnya. Atas dasar itu, semua perlu menganalisa, kenapa ini bisa terjadi.

Terlebih dari sisi teologi, manusia itu adalah ‘pemimpin’ di muka bumi ini. “Sekarang kondisinya manusia terdesak oleh alam, maka perlu kita cermati akar masalahnya dan mencari solusi dari permasalahan itu,” jelasnya.

Maka, tegas KH Muzamil, semua harus tetap optimistis untuk mengatasi berbagai masalah yang muncul. “Masih ada waktu ikhtiar untuk memperbaiki alam dan negara juga harus hadir untuk melindungi rakyat,” kata dia.

Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Jateng, Sukirman mengatakan, terkait problem lingkungan di Kota Pekalongan, wakil rakyat bisa memfasilitasi untuk bertemu dengan dinas-dinas terkait hingga gubernur.

Seperti yang sudah dilakukan dengan sekda Kota Pekalongan untuk menyiapkan rumah pompa guna mengatasi banjir dan rob kepada gubernur kendati untuk mewujud pompa tersebut ada proses yang harus dilalui.

Ia juga mengajak masyarakat tetap optimistis mengatasi persoalan ini. “Misal disebutkan Pekalongan bakal tenggelam, hal itu jangan jadi teror namun menjadi peringatan untuk terus berikhtiar,” tegasnya.

Anggota Pansus Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) DPRD Jateng, Syarif Abdillah menuturkan, pansus memegang amanah untuk berusaha membuat aturan yang pro lingkungan.

Karena orientasinya adalah untuk menyelamatkan generasi ke depan. “Kita harus terus melakukan evaluasi dan juga tetap optimistis persoalan dapat ditangani,” ungkap ketua Fraksi PKB DPRD Jateng ini.

Salah satu warga Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, Kamandoko menyebut, hampir semua wilayah di kecamatannya tenggelam akibat problem lingkungan yang sudah akut.

“Karenanya, kami butuh lagi semacam tanggul, termasuk rusunawa bagi warga yang sudah tidak mampu membangun tempat tinggal,” kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement