REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, bakal mendorong penanganan penyebab banjir akibat luapan Sungai Lusi di wilayah Kabupaten Grobogan, jadi prioritas Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Demikian halnya dengan penanganan penyebab banjir di wilayah Kabupaten Kudus, Kabupaten Jepara, maupun Kabupaten Pati. Hal ini bakal dilakukan dengan mempertimbangkan dampak perubahan iklim serta cuaca dalam beberapa tahun terakhir yang cenderung ekstrim.
“Kita nggak tahu tahun depan cuacanya seperti apa dan nanti terjadi lagi atau tidak, tapi kita tidak ingin ada banjir lagi,” ungkapnya, usai meninjau perbaikan tanggul jebol di Sungai Lusi, wilayah Desa Karangsari, Kecamatan Brati, Kabupaten Grobogan.
Menurut Ganjar, bencana banjir di Grobogan harus ditangani secara cepat. Termasuk perbaikan tanggul yang jebol hingga penanganan kawasan pegunungan di sekitarnya yang gundul.
Untuk perbaikan tanggul yang jebol menurutnya tidak terlalu sulit, namun problem Sungai Lusi jangka panjang yang harus segera ditangani dengan perubahan cuaca yang cukup ekstrem akhir-akhir ini.
“Alhamdulillah, kemarin Pak Basuki (Menteri PUPR) sudah melihat sendiri ke Kudus, Jepara, sampai Pati dan kabupaten juga sudah membuat usulan dalam penanganan banjir di wilayahnya,” tegas gubernur.
Seperti diketahui, selain luapan dari Sungai Lusi dari arah Blora, banjir yang menggenangi desa-desa dan lahan pertanian di Kecamatan Brati juga berasal dari pegunungan Kendeng Utara dan Sungai Tuntang, yang berhulu di Kabupaten Semarang.
Apabila terjadi hujan lebat atau cuaca ekstrem, air dari pegunungan Kendeng Utara langsung turun ke Brati. Itu disebabkan karena kawasan Kendeng Utara saat ini juga banyak lahan yang gundul.
Kawasan Pegunungan Kendeng Utara ini gundul bukan karena galian C, tapi akibat konversi dari tanaman keras ke tanaman semusim, seperti jagung.
Sehingga vegetasi tanaman keras harus diperbanyak lagi di lahan yang gundul tersebut. “Ini harus ditata bareng- bareng lagi, kalau tidak kita akan terus mengalami situasi yang buruk,” tegas dia.
Maka, tambahnya, untuk mengurus Sungai Lusi ini tinggal meneruskan, karena Menteri PUPR juga sudah punya perhatian dan nanti tinggal ditekankan untuk menjadi prioritas.
Karena ini sifatnya bencana maka harus ditangani segera dan kalau reguler menunggu APBN berikutnya. “Insya Allah karena masuk kategori bencana akan bisa ditangani di tahun ini,” lanjut Ganjar.
Sebelumnya, saat mendampingi gubernur, Bupati Grobogan, Sri Sumarni menyampaikan, terkait penanganan banjir di daerahnya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Grobogan sudah menyiapkan sejumlah tindakan.
Mulai dari menyiapkan DED dan sodetan di kawasan yang tergenang. Sedangkan untuk penanganan jangka pendek berupa perbaikan tanggul sungai juga sudah dilakukan bersama Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali-Juwana.
Banjir di Kecamatan Brati, masih jelas bupati, terjadi hampir setiap tahun. Tanggul Sungai Lusi di Desa Karangsari juga sering jebol lantaran tidak mampu menahan arus dengan debit air tinggi saat curah hujan tinggi.
“Akibat banjir yag terjadi di awal tahun ini, sekitar seribu hektare lebih lahan pertanian gagal panen atau tidak bisa ditanami,” ungkap Sri Sumarni.