Ahad 15 Jan 2023 06:53 WIB

Cara Efektif Lakukan Detoks Digital

Penggunaan teknologi dapat berdampak buruk pada kesejahteraan fisik dan mental.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Fernan Rahadi
Kebiasaan sehari-hari yang tak dianjurkan oleh dokter, salah satunya langsung bermain HP saat bangun tidur (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com.
Kebiasaan sehari-hari yang tak dianjurkan oleh dokter, salah satunya langsung bermain HP saat bangun tidur (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketergantungan pada perangkat digital telah meningkat selama pandemi Covid-19. Meskipun scrolling di media sosial terasa menyenangkan, penting untuk menetapkan batasan supaya penggunaan perangkat digital tetap seimbang.

Penggunaan teknologi secara terus-menerus dapat berdampak buruk pada kesejahteraan fisik maupun mental, termasuk menimbulkan sakit kepala, ketegangan mata, hingga berimbas pada kualitas hidup. Sesekali, perlu melakoni detoksifikasi digital atau detoks digital.

Artinya, istirahat sejenak dari penggunaan perangkat elektronik dan media digital. Beristirahat dari teknologi memungkinkan seseorang menjaga kesejahteraan mental, emosional, dan kesehatan fisik. Berikut beberapa cara agar detoks digital bisa dilakukan secara efektif, dikutip dari laman Hindustan Times, Ahad (15/1).

1. Tetapkan waktu

Pilih waktu tertentu dalam sehari untuk jeda dari berbagai bentuk teknologi. Misalnya, selama waktu makan, pada malam hari sebelum tidur, atau pada akhir pekan. Pastikan konsisten melakukannya, dengan menjauhkan gawai dan menyibukkan diri dengan aktivitas lain.

2. Buat rencana

Rencana yang dimaksud adalah tentang cara menghabiskan waktu ketika tidak menggunakan gawai. Bentuk kegiatannya bisa apa saja, seperti membaca buku, menghabiskan waktu bersama keluarga atau sahabat, serta berjalan-jalan dan menghirup udara segar.

3. Matikan notifikasi

Salah satu gangguan terbesar dari perangkat digital adalah notifikasi yang terus-menerus terdengar. Matikan notifikasi selama masa detoks digital, baik di ponsel atau laptop, sehingga menekan keinginan untuk memeriksa media sosial atau email.

4. Tentukan zona bebas digital

Menentukan sebuah tempat di rumah di mana seseorang dapat "memutuskan hubungan" sejenak dari teknologi juga penting. Ini bisa berupa ruangan atau tempat tertentu, yang kemudian bisa dikhususkan menjadi tempat untuk relaksasi.

5. Jadikan upaya kelompok

Dorong keluarga dan teman untuk bergabung dan sama-sama melakoni detoks digital. Melakukannya bersama-sama dapat membuat detoks digital lebih menyenangkan dan memberikan rasa tanggung jawab, serta tentunya tidak akan terasa seperti "siksaan".

6. Batasi penggunaan media sosial

Media sosial bisa menjadi gangguan utama dan sumber stres. Tetapkan batas mengenai waktu yang dihabiskan di media sosial dan patuhi itu. Alih-alih scrolling tanpa henti, temukan aktivitas lain untuk mengisi waktu, seperti melakoni hobi, berolahraga, atau belajar hal baru.

7. Gunakan aplikasi melacak waktu digital

Ada berbagai aplikasi khusus yang tersedia yang dapat membantu melacak penggunaan waktu di berbagai aplikasi dan perangkat. Dengan begitu, akan terlihat aplikasi mana yang menghabiskan jam layar paling banyak dan seseorang bisa membuat perubahan yang sesuai.

8. Tetapkan tujuan realistis

Ingatlah bahwa detoks digital adalah sebuah proses dan perlu waktu untuk menerapkannya. Karena itu, dalam menetapkan tujuan pun perlu realistis. Sebelum dan sesudah detoks digital, luangkan waktu sejenak untuk merenungkan perasaan. Cermati perubahan suasana hati dan tingkat stres yang dipengaruhi oleh pengurangan penggunaan teknologi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement