REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Yenny Wahid membuka suara terkait dirinya yang kembali disebut sebagai salah satu nama calon wakil presiden (cawapres) yang dipertimbangkan untuk bersanding dengan Anies Baswedan oleh ketua DPP Partai Nasdem Effendy Choirie atau Gus Choi.
"Duh, enek lagi (ada lagi-Red), kemarin (dengan) pak Ganjar, Sekarang pak Anies, ya Masya Allah," kata Yenny, Senin (16/1/2023).
Yenny mengatakan bahwa hal tersebut adalah urusan di internal partai Nasdem. Ia mengatakan bahwa dirinya masih akan fokus pada tugas yang diberikan =oleh Nahdlatul Ulama (NU) sebagai ketua pelaksana harlah yang berlangsung di kota Solo.
"Nah itu kan urusan internal Nasdem. Saya harus fokus kepada amanah yang diberikan kepada saya jadi ketua OC (organizing committee-Red) satu abad NU ini harus sukses dulu, jadi yang lain-lain itu sampingan aja lah. Tentu mengapresiasi Nasdem, tetapi itu dibahas di internal Nasdem saja," katanya.
Yenny menjelaskan bahwa untuk menggaet dirinya sebagai cawapres dari sisi NU itu mekanismenya sudah jelas. Yakni dengan shalat istikharah dan pendapat kiai.
"Bingung, kabeh nyalonke kono, nyalonke kene (Bingung mencalonkan sana, mencalonkan sini), nanti kalau NU itu selalu mekanismenya gampang, istikharah dan nanya pendapat kiai," terangnya.
Yenny menjelaskan mekanisme tersebut selalu ia terapkan. Ia mengatakan akan menanyakan hal tersebut kepada sembilan kiai.
"Mekanisme itu selalu saya terapkan jadi secara rasional. tentu akan saya olah tetapi secara suara langit. Kira-kira begitu ya secara dalil naqli dan aqli. Jadi nanti ada sembilan kiai yang saya tanya dulu dan gongnya ibu saya pastinya. Siapa yang direstui beliau kita harus dukung siapa, begitu," katanya.
Sebelumnya, Gus Choi menyebut untuk Anies salah satu usulan adalah dengan sosok yang berafiliasi dengan Nahdlatul Ulama (NU). Sejumlah nama bahkan disebutnya, seperti Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Wakil Gubernur Jawa Tengan Taj Yasin Maimoen, hingga Zannuba Ariffah Chafsoh atau Yenny Wahid.
"Kalau obrolan-obrolan di pengurus Nasdem, level-level bawah, level menengah, sampai level atas ya intinya antara lain ya dari lingkungan NU. Nah, kader-kader NU itu ya, yang masih netral belum berpolitik praktis," ujar Gus Choi kepada wartawan, Kamis (12/1/2023).
Tokoh-tokoh NU tersebut dinilainya belum masuk ke dalam ranah politik praktis karena bukan merupakan kader partai. Tak seperti Abdul Muhaimin Iskandar yang merupakan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), yang sudah digandeng berkoalisi dengan Partai Gerindra.
"Belum (diusulkan ke Anies), tapi nama-nama yang mungkin pantas untuk dipertimbangkan untuk jadi cawapres Anies dari kalangan NU," ujar Gus Choi.