REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Serikat Mahasiswa Indonesia (SMI), menggelar aksi unjuk rasa di depan Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Kamis (19/1/2023). Dalam tuntutannya mereka mendesak adanya perbaikan dalam pembayaran kuliah melalui sistem Uang Kuliah Tunggal (UKT).
"Ini adalah momentum juga 10 tahun pemberlakuan sistem UKT yang ada di Indonesia itu sendiri," kata Koordinator Umum SMI, Ryan Santula, Kamis.
Ryan mengatakan pemberlakuan sistem UKT di Indonesia yang telah berlangsung selama 10 tahun di Indonesia membuat orang-orang miskin yang ingin menempuh pendidikan di kampus negeri kesulitan membayar kuliah. Adanya golongan biaya harga kuliah juga kerap tidak sesuai dengan kemampuan mereka membayar.
"Dengan beberapa golongan-golongan yang kemudian kita bisa lihat walaupun nominalnya kecil tapi bagi mereka itu cukup besar seperti yang dikisahkan almarhumah Riska itu sendiri," ujarnya.
Ia mengatakan idealnya pemerintah menggratiskan biaya UKT. Negara seolah melepas tangggung jawabnya dengan konsep Perguruan Tinggi Negara Badan Hukum (PTN-BH) nya.
"Ini kan UNY sudah melakukan hal demikian. Artinya negara harusnya bertanggung jawab dengan memberikan pendidikan itu. Bukan dalam ranah soal memberikan beasiswa dengan beberapa hal itu. Tapi langsung memberikan gratis kepada teman-teman mahasiswa," ucapnya.
Aksi diikuti sebanyak kurang lebih 40 mahasiswa dari berbagai universitas. Rencana SMI akan melakukan aksi lanjutan di kantor Kemendikbudristek, Jakarta, pada bulan Februari mendatang.
"Aksi lanjutan ini menunggu aksi teman-teman di dalam karena teman-teman akan melakukan audiensi di dalam. Kalau pun tidak ada hasil dari pertemuan teman-teman nanti maka aksi akan dilakukan di Jakarta yaitu mendatangi kantor pak Nadiem (Mendikbudristek-Red)," ungkapnya.