REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Menteri BUMN Erick Thohir menyebut jangan sampai sepak bola Indonesia memiliki kesan yang menyedihkan, khususnya bagi orang tua yang mempunyai anak seorang suporter.
"Setiap ada pertandingan sepak bola masyarakat ketakutan. Orang tua yang punya anaknya suporter ketakutan. Ini harus ada metode, ya yang kita sama-sama. Jangan juga sepak bola menjadi sebuah kesedihan, bukan menjadi kebahagiaan," kata Erick Thohir, Sabtu (21/1/2023).
Erick mengatakan untuk menghindari tragedi di sepak bola dimana orang tua kehilangan anaknya, kakak kehilangan adiknya diperlukan sebuah metode. Namun, hal tersebut perlu dimulai dari sepak bola yang bersih.
"Hal-hal ini yang saya rasa kalau kita melakukan harus sama-sama. Dimulai dari apa? Sepak bola yang bersih, supaya suporter nggak marah ya. (misal) Lagi tanding enak-enak tahunya di ujung dikasih penalti gitu ya. Kalau memang penaltinya bener harus dikasih," katanya.
Oleh sebab itu, Erick mengatakan diperlukannya sebuah teknologi yang menunjang di dunia persepakbolaan. Namun, ia menegaskan bahwa dasar paling penting adalah sepak bola yang bersih.
"Makanya nanti teknologi harus ada di sepak bola. Ya kita tidak bisa menyalahkan semuanya kepada wasit. Wasit juga manusia, dicubit sakit. Harus dibina, ekonominya baik atau tidak, pendidikannya baik atau (kalau ) tidak perwasitannya. Itu terus menjadi sebuah kebersamaan. Tapi yang paling penting apa? Sepak bolanya bersih, itu yang harus kita bangun," katanya.
Selain itu, Erick juga mengatakan bahwa sepak bola Indonesia harus bersatu. "Nah ini yang kita bilang sepak bola Indonesia harus menjadi persatuan bukan malah memecah-mecah," katanya.