Selasa 24 Jan 2023 10:21 WIB

Izza, Putri Buruh Serabutan yang Berhasil Lulus Cumlaude

Untuk menghemat biaya, hampir setiap hari Izza membawa bekal makan.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Yusuf Assidiq
Mahasiswa UNY, Maghfiroh Izza Maulani.
Foto: Dokumen
Mahasiswa UNY, Maghfiroh Izza Maulani.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Mahasiswa UNY, Maghfiroh Izza Maulani, berhasil menamatkan kuliahnya di program studi pendidikan matematika Fakultas MIPA dengan IPK 3,77 dan meraih predikat cum laude. Izza merupakan anak pertama dari pasangan Sudarjo dan Sri Wahyuni yang sehari-hari berprofesi sebagai buruh serabutan.

Saat menempuh pendidikan di SMPN 2 Salam Kabupaten Magelang Jawa Tengah, Izza nyaris tidak melanjutkan sekolahnya ke bangku SMA karena ketiadaan biaya. Padahal Izza menjadi lulusan terbaik SMP di Sub Rayon Salam dengan total nilai Ujian Nasional 379,5 atau dengan nilai rerata 94,875.

Dirinya sempat terpikir untuk melanjutkan sekolah di SMK terdekat dengan biaya yang murah, namun beruntung dirinya ditolong oleh seorang dermawan yang berkenan menjadi orang tua asuh, Izza berkesempatan sekolah di SMAN 3 Magelang.

Setelah lulus SMA Izza kembali kembali menemui kendala finansial. Sekolah pun ikut membantu mendaftarkannya pada beasiswa bidikmisi yang sekarang bernama KIP Kuliah.

Setelah melalui tes SBMPTN, Izza diterima sebagai mahasiswa baru pendidikan matematika UNY. Meski begitu, dia belum dinyatakan lolos bidikmisi karena perlu ada survei dan kuota yang terbatas.

"Pada awal semester, saya sempat tidak lolos bidikmisi. Sempat kelimpungan, takut UKT mahal dan tidak bisa membayar," kata Izza, dalam keterangan tertulisnya.

Namun Izza beruntung karena ada penambahan kuota mahasiswa bidikmisi, sehingga Izza berhasil lolos. Akhirnya Izza menjalani kuliah tanpa memikirkan biaya pendidikan.

Selama perkuliahan dirinya terus berproses. Untuk menghemat biaya, hampir setiap hari Izza membawa bekal makan. "Hampir setiap hari saya berangkat pukul 6 pagi karena saya membutuhkan waktu satu jam untuk ke kampus," katanya.

Mengingat jarak rumah cukup jauh dan jadwal kuliah tidak berurutan, untuk mengisi waktu luang Izza bergabung menjadi pengurus Himpunan Mahasiswa Matematika, UKMB Magenta Radio dan berkesempatan mengikuti Kampus Mengajar.

Izza sempat menjalani kuliah online karena pandemi virus Covid-19. Kendala yang sering terjadi adalah masalah sinyal dan perangkat. Tidak jarang harus kuliah di pinggir jalan atau di rumah tetangga, bahkan sempat juga di makam.

Saat ini Izza telah mengajar di SMAS Daar el Qolam Tangerang dan masih menyimpan keinginan untuk studi lanjut S2. "Segala bentuk keterbatasan ada hikmahnya. Jangan pernah berhenti sekolah karena keterbatasan biaya. Masih banyak hal yang bisa diusahakan. Allah pasti menolong hambanya yang bersungguh-sungguh," ujarnya.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement