Selasa 24 Jan 2023 18:22 WIB

Ribuan Hektare Lahan Pertanian di Kudus Puso, Petani Kelimpungan

Lahan pertanian padi mereka yang mengalami puso belum didaftarkan pada jaminan AUTP.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Fernan Rahadi
Petani mengoperasikan mesin pompa air di lahan pertanian yang terendam banjir di Desa Setrokalangan, Kaliwungu, Kudus, Jawa Tengah, Selasa (23/2/2021). Sebanyak 20 mesin pompa air milik petani dan bantuan pemerintah setempat dioperasikan untuk menyedot air yang  menggenangi persawahan itu sebagai upaya meminimalisir tanaman padi yang puso serta percepatan masa tanam padi pascabanjir.
Foto: ANTARA/Yusuf Nugroho
Petani mengoperasikan mesin pompa air di lahan pertanian yang terendam banjir di Desa Setrokalangan, Kaliwungu, Kudus, Jawa Tengah, Selasa (23/2/2021). Sebanyak 20 mesin pompa air milik petani dan bantuan pemerintah setempat dioperasikan untuk menyedot air yang menggenangi persawahan itu sebagai upaya meminimalisir tanaman padi yang puso serta percepatan masa tanam padi pascabanjir.

REPUBLIKA.CO.ID, KUDUS -- Bencana banjir yang terjadi di wilayah Kabupaten Kudus, Jawa Tengah telah mengakibatkan ribuan hektare lahan pertanian yang ada di daerah ini terdampak dan sebagian besar mengalami puso atau gagal panen.

Hal ini membuat para petani di wilayah Kabupaten Kudus kelimpungan. Mengingat lahan pertanian padi mereka yang mengalami puso belum didaftarkan pada jaminan Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kudus.

Setidaknya, ini diakui oleh Kelompok Tani (Poktan) Tunas Karya, Desa Gulang, Kecamatan Mejobo, Kabupaten Kudus, Prihanto (42), yang dikonfirmasi Selasa (24/1/2023). Menurutnya, anggota poktan Tunas Karya Desa Gulang memang belum mengikuti program AUTP, karena belum tercapainya kesepakatan di internal anggota poktan.

Celakanya, lahan persawahan di desa ini menjadi salah satu kawasan pertanian yang terdampak cukup parah akibat banjir. "Kalau dihitung total, luasan lahan pertanian yang puso mencapai lebih dari 700 hektare," katanya.

Sehingga, lanjutnya, kerugian yang harus ditanggung oleh anggota poktan Tunas Karya cukup besar. Karena ini menjadi sudah menjadi risiko, maka petani harus tetap menyiapkan penanaman kembali jika banjir sudah surut.

Meskipun begitu, ia berharap ada dukungan (bantuan) dari Pemkab Kudus. "Terutama bantuan bibit padi dan akses pupuk juga dipermudah bagi anggota poktan, guna kebutuhan masa tanam berikutya," kata Prihanto.

Sementara itu, data dari Dinas Pertanan dan Pangan Kabupaten Kudus terungkap, akibat banjir yang terjadi di sejumlah kecamatan di wilayah Kabupaten Kudus telah mengakibatkan tak kurang 3.700 hektare lahan pertanian tergenang banjir.

Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Perkebunan, Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kudus, Dewi Masitoh mengungkapkan, dari jumlah lahan terdampak banjir ini sebanyak 3.489 hektare lahan pertanian mengalami puso atau gagal panen. Jumlah lahan pertanian yang terdampak banjir tersebut tersebar di wilayah Kecamatan Mejobo, Jati, Kaliwungu, Jekulo serta wilayah Kecamatan Undaan.

Dewi juga mengamini, dalam mengantisipasi kerugian petani akibat puso, Pemkab Kudus sebenarnya telah menggulirkan program AUTP. Namun minat kepesertaan dari kalangan petani masih cukup rendah.

Namun dari total lahan pertanian yang mengalami puso akibat banjir tersebut belum semuanya ter oleh AUTP. "Hanya sekitar 417 hektare lahan pertanian yang telah memanfaatkan AUTP, pada musim tanam pertama (MT-1)," jelasnya.

Sebetulnya, lanjut Dewi, Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kudus telah membuka kesempatan AUTP hingga mencapai 2.000 hektare, namun petani yang memanfaatkan asuransi ini baru sebagian kecil.

Sehingga para petani yang lahan pertaniannya mengalami puso baru mengajukan kepesertaan AUTP. "Untuk jaminan pengganti keugian akibat puso pada musim tanam pertama hanya mengover 417 hektare lahan saja yang sudah terdaftar," ujarnya.

Dewi juga menjelaskan, ada sejumlah persyaratan untuk mencairkan AUTP ini. Yang utama sawah mengalami puso hingga mencapai 75 persen. "Selain itu, juga ada proses verifikasi dari tim atau petugas asuransi," lanjutnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement