Rabu 25 Jan 2023 08:45 WIB

Hati-Hati, Kenali Bahaya Konsumsi Makanan Berminyak

Penggunaan minyak jelantah dalam waktu tertentu akan berdampak pada kesehatan.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Fernan Rahadi
Minyak Jelantah
Minyak Jelantah

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Nasi minyak sempat viral di media sosial beberapa waktu lalu. Hal ini karena makanan berupa ayam atau bebek goreng tersebut disajikan dengan kubis goreng dan sambal yang disiram minyak jelantah.

Dosen Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Probo Yudha Pratama Putra menjelaskan, penggunaan minyak jelantah dalam waktu tertentu pada makanan akan berdampak pada kesehatan. Hal itu diakibatkan oleh deposisi sel lemak yang terjadi di usus halus, pembuluh darah, jantung, dan liver.

Penyakit yang pertama muncul akibat mengkonsumsi minyak jelantah disebut dislipidemia atau bahasa awamnya kolesterol. Mengonsumsi makanan yang dimasak dengan minyak jelantah akan meningkatkan lemak jenuh atau jahat yang sulit dimetabolisme oleh tubuh. "Selanjutnya Dislipidemia ini dapat menjadi faktor risiko terhadap munculnya penyakit lain sepertijantung koroner, stroke, fatty liver hingga kanker," jelas Yudha dalam keterangan resmi yang diterima Republika.

Seperti diketahui, jantung koroner menyebabkan angka kematian yang tidak sedikit. Kondisi tersebut disebabkan adanya penyumbatan pada pembuluh darah ke jantung. Begitu pula dengan stroke yang membuat lemak menumpuk di pembuluh darah sehingga membuat otak menjadi lumpuh

Sementara itu, fatty liver diakibatkan oleh akumulasi lemak yang terlalu banyak pada hati sehingga menyebabkan peradangan hati. Akibatnya terjadi hepatitis yang berlanjut ke penyakit sirosis dan berujung pada kematian. Selain itu, minyak jelantah juga mengandung bahan karsinogenik yang dapat menyebabkan penyakit kanker.

Yudha tidak menampik mengonsumsi makanan yang berminyak memangmenambah kenikmatan. Namun, dia menyarankan, masyarakat untuk memulai hidup yang lebih sehat. Masyarakat harus mengonsumsi makanan sehat dan rutin berolahraga. Langkah tersebut dapat dimulai dengan mengganti minyak biasa dengan minyak yang sehat atau dengan penggunaan minyak sekali pakai. 

"Kemudian banyak mengkonsumsi makanan makanan yang dapat mengurai lemak yaitu makanan yang mengandung PUFA (polyunsaturated fatty acid) atau MUFA (monounsaturated fatty acid) seperti alpukat, kacang, canola oil, ikan tuna dan ikan salmon," katanya.

Yudha juga mengimbau masyarakat untuk sering memeriksa kadar kolestrol. Dengan demikian, saat terjadi penumpukan atau kadar kolestrol tinggi, dapat segera ditangani. Ia menegaskan, mencegah menjadi upaya yang lebih baik ketimbang mengobati. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement