REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan pihaknya akan memberikan bantuan sosial (bansos) seumur hidup kepada lanjut usia (lansia). Namun, lansia yang akan diberi bantuan yakni mereka yang masuk kategori miskin dan tidak memiliki pekerjaan atau penghasilan.
Sultan menyebut, bansos tersebut diberikan untuk mengatasi kemiskinan yang terjadi di DIY. Pasalnya, BPS mencatat bahwa tingkat kemiskinan di DIY mencapai 11,49 persen, yang mana tertinggi di Pulau Jawa.
"Kira-kira yang umurnya 60 tahun lebih, sampai 70 (tahun) dia pendidikannya hanya SD dan tidak punya fasilitas apapun, tidak bisa kerja, ya sudah dibantu saja sampai meninggal (dengan) bantuan sosial itu," kata Sultan di kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Rabu (25/1/2023).
Pihaknya berencana agar pemberian bansos untuk lansia seumur hidup ini dilakukan terlebih dahulu di beberapa kabupaten, sehingga tidak di seluruh daerah di DIY. Seperti di Kabupaten Kulonprogo dan Gunungkidul, mengingat daerah tersebut menjadi daerah dengan tingkat kemiskinan tertinggi di DIY.
"Kita coba di Gunungkidul dan Kulonprogo dulu," ujar Sultan. Meski begitu, belum dipastikan bentuk bansos tersebut, maupun jumlah yang akan diberikan.
Sultan menuturkan, pihaknya masih membahas lebih lanjut terkait rencana pemberian bansos untuk lansia seumur hidup ini dengan DPRD DIY. "Itu saya dialogkan ke teman-teman legislatif dan sudah bicara ke pimpinan DPRD, mau tidak DPRD membantu, setuju tidak dengan (bantuan) sosial seperti itu," jelasnya.
Melalui bansos untuk lansia miskin ini, diharapkan dapat mengurangi angka kemiskinan di DIY. Sultan memperkirakan bahwa masyarakat miskin ekstrem di DIY sekitar tiga persen hingga empat persen, yang mana sudah tidak memiliki penghasilan.
"Miskin ekstrem, perkiraan saya ekstrem itu kira-kira bisa 3-5 persen dari 400 ribu (orang jumlah masyarakat miskin yang tercatat di data BPS)," tambah Sultan.
Menanggapi data yang dirilis BPS terkait tingkat kemiskinan DIY, Sultan menyebut tidak masalah. Menurutnya, kemiskinan DIY justru lebih rendah dibandingkan Jawa Tengah (Jateng) jika dilihat dari jumlah penduduk miskin di masing-masing wilayah.
JIka dilihat dari perhitungan 11,49 persen angka kemiskinan dengan jumlah penduduk DIY sebanyak 3,7 juta orang, berarti kata Sultan, masyarakat miskin di DIY sekitar 400 ribu orang.
"Tapi kalau Jateng sembilan persen memang (tingkat kemiskinannya) lebih rendah, tapi dikalinya kan 36 juta kan beda. Berarti kalau penduduknya 30 juta saja dikali sembilan (persen) kan 2,7 juta (penduduk miskin), jumlahnya kan beda," kata Sultan.