Kamis 26 Jan 2023 16:51 WIB

Bansos Lansia Miskin DIY Direncanakan Dalam Bentuk Uang Tunai

Besaran bansos yang akan diberikan kepada lansia miskin masih dalam pembahasan.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Yusuf Assidiq
Warga lansia di Cangkringan, Sleman, DI Yogyakarta.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Warga lansia di Cangkringan, Sleman, DI Yogyakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pemerintah Daerah (Pemda) DIY masih membahas lebih lanjut terkait rencana pemberian bantuan sosial (bansos) seumur hidup bagi lanjut usia (lansia) miskin. Namun, direncanakan bansos ini akan diberikan dalam bentuk uang tunai.

"Bansos nanti rencananya dalam bentuk uang yang diberikan ke penerima, ini baru rencana karena masih dalam proses (pembahasan)," kata Kepala Dinas Sosial (Dinsos) DIY, Endang Patmintarsih kepada Republika, Kamis (26/1/2023).

Bansos ini diberikan untuk memenuhi kebutuhan permakanan atau konsumsi bagi lansia miskin di DIY. Hal ini mengingat BPS mencatat DIY menjadi provinsi termiskin di Pulau Jawa, yang salah satu rujukannya yakni garis kemiskinan makanan.

Dari data BPS, garis kemiskinan makanan di DIY lebih mendominasi dibandingkan dengan garis kemiskinan non makanan. Tingkat konsumsi minimum yang dianjurkan yakni 2.100 kalori, dan jumlah kalori tersebut digunakan BPS sebagai salah satu rujukan dalam menentukan tingkat kemiskinan di suatu daerah.

"Asupan mereka kebutuhan dasar untuk permakanan nanti bisa diberi uang cash, kita kerja samakan dengan Bank BPD. Nanti tentunya ada pembukaan rekening, mereka seperti punya (diberikan bantuan) setiap bulannya untuk kebutuhan makanannya, rencananya begitu," tambahnya.

Bansos untuk lansia miskin akan diberikan kepada lansia yang berusia 60 tahun ke atas, namun tidak memiliki pekerjaan atau penghasilan. Endang menyebut, besaran berapa bansos yang akan diberikan kepada lansia miskin juga masih dalam pembahasan.

"Nanti kalau (berapa besarannya) itu kan kita baru bahas juga, nanti (bansos yang diberikan) untuk apa saja konsumsinya. Karena BPS harus terpenuhi 2.100 kalori," ujar Endang.

Lansia miskin di DIY, terdiri dari lansia yang ada di masyarakat, dan lansia yang berada di panti jompo. Untuk lansia yang ada di masyarakat, pihaknya mencatat sebanyak 26.525 orang.

Sedangkan, lansia yang saat ini berada di panti jompo mencapai 1.803 orang. Artinya, jumlah lansia miskin di DIY lebih dari 28 ribu yang sudah didata oleh Dinsos DIY.

"Sekarang data (lansia miskin) itu ada di dalam panti, dan ada di masyarakat. Di masyarakat artinya dia masih dengan keluarga atau dia hidup sendiri, tapi miskin," lanjutnya.

Meski begitu, imbuh Endang, data itu masih harus dilakukan pengecekan kembali. Pasalnya, dari data lansia miskin tersebut juga sudah ada yang menerima bantuan sosial lainnya, seperti bantuan Program Keluarga Harapan (PKH).

"Kami sudah ada program yang sudah kita lakukan program PKH, ada lansia di dalamnya. Ada 28 ribu lebih (lansia miskin) ini kemungkinan sudah ada yang menerima program PKH, ini kami petakan datanya," jelas Endang.

Pihaknya juga masih berkoordinasi dengan pihak lainnya yakni DPRD DIY. "Pak Gubernur itu kan kemarin beliau baru menyampaikan ke DPRD. Maka kami baru menyiapkan semuanya untuk nanti tindak lanjutnya jika disetujui DPRD. Jika disetujui kita lakukan, Pak Gubernur akan menjamin lansia miskin untuk mereka asupan makanannya terpenuhi," tambahnya.

Sebelumnya, Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan pihaknya akan memberikan bantuan sosial (bansos) seumur hidup kepada lanjut usia (lansia). Namun, lansia yang akan diberi bantuan yakni mereka yang masuk kategori miskin dan tidak memiliki pekerjaan atau penghasilan.

Sultan menyebut, bansos tersebut diberikan untuk mengatasi kemiskinan yang terjadi di DIY. Pasalnya, BPS mencatat bahwa tingkat kemiskinan di DIY mencapai 11,49 persen, yang mana tertinggi di Pulau Jawa.

"Kira-kira yang umurnya 60 tahun lebih, sampai 70 (tahun) dia pendidikannya hanya SD dan tidak punya fasilitas apapun, tidak bisa kerja, ya sudah dibantu saja sampai meninggal (dengan) bantuan sosial itu," kata Sultan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement