REPUBLIKA.CO.ID, WONOSOBO -- Pemkab Wonosobo mencanangkan gerakan Gerimis Mesra untuk pengentasan kemiskinan dan pencegahan stunting. Tercatat, angka kemiskinan tahun 2021-2022 mengalami penurunan sebesar 1,5 persen dan prevalensi stunting menurun 5,4 persen.
Menurut Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat, hal ini menunjukkan bahwa semua pihak terkait baik pemerintah, masyarakat dan dunia usaha berhasil menjalin kerja sama dan kolaborasi menurunkan stunting dan kemiskinan di Wonosobo.
"Upaya yang dilakukan pemerintah adalah gerakan #GerimisMesra #CegahStunting dengan berbagai program pentahelix," ujar Bupati Wonosobo, Rabu (8/2/2023).
Selain itu, papar Bupati, isu yang menjadi indikator penurunan stunting berupa kemiskinan, integrasi pelayanan kesehatan anak dan ibu, tingkat perubahan perilaku hidup sehat.
Kemudian kepemilikan sarana sanitasi dasar, tingkat asupan gizi seimbang, pemeriksaaan kesehatan catin dan imunisasi dasar lengkap. Selain itu, ada dapur sehat anti-stunting, program tanggap gizi, dan kesehatan anak stunting.
“Gerimis Mesra, gerakan entaskan kemiskinan menuju sejahtera menjadi program unggulan pemkab Wonosobo,” ujarnya saat memberi paparan kepada Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy tentang Percepatan Penurunan Stunting dan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem secara virtual, Selasa (7/2/2023)
Sesuai arahan Presiden RI Joko Widodo, stunting diharapkan bisa turun menjadi 14 persen pada tahun 2024. Presiden meminta pimpinan daerah untuk menurunkan angka kemiskinan ekstrem hingga mencapai target 0 persen pada tahun 2024 mendatang, menuju Indonesia Maju.
Menko PMK Muhadjir Effendy mengapresiasi inovasi dan program yang telah diterapkan oleh kabupaten/kota dalam upaya penurunan angka stunting serta penghapusan kemiskinan ekstrem di Indonesia.
“Secara umum kabupaten dan kota sudah dalam track yang benar sebagai wujud upaya kita untuk menghapus stunting dan kemiskinan ekstrem ini,” kata Muhadjir.