REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Potensi komoditas cokelat Indonesia sangat bagus bahkan memiliki nilai tinggi di pasar lokal dan internasional. Namun berbagai kondisi membuat budi daya kakao menurun setiap tahunnya.
Berdasarkan kondisi tersebut, maka Prodi Teknologi Pangan (TP) Fakultas Pertanian dan Peternakan (FPP) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) melaksanakan kerja sama MoU bersama sederet Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI).
Kemudian juga menyelenggarakan diskusi untuk menyusun program dalam rangka menciptakan sumber daya mnausia (SDM) yang mumpuni. Acara ini berlangsung pada 8 Februari lalu.
Dekan FPP, Aris Winaya mengatakan, kakao memiliki potensi besar jika dikembangkan secara serius. Namun budidayanya semakin menurun, terutama di sektor pengolahan dengan teknik fermentasi.
Salah satu penyebab karena banyak penimbunan atau pembuangan limbah yang memengaruhi kesuburan tanah. Ia juga sempat mendorong sivitas akademika untuk dapat menciptakan inovasi baru dalma budidaya kakao dan cokelat.
Hal ini termasuk di dalamnya melaksanakan focus group discussion (FGD) CoE bersama sederet perusahaan. Dengan begitu, akan muncul inovasi baru serta sumber daya manusia yang mumpuni dan sesuai dengan kebutuhan pasar.
"Pun agar bisa mengisi kekosongan dalam industri kakao dan cokelat," jelasnya.
Hal senada diungkapkan Rektor UMM, Fauzan. Dia menegaskan, Kampus Putih memang berkomitmen untuk mewujudkan Indonesia emas 2045. Situasi ini dibuktikan dengan beragam program CoE yang berupaya melahirkan lulusan yang siap bekerja.
Menurut dia, salah satu CoE yang menarik adalah cokelat dan kopi. Pasalnya, potensi yang dimiliki dua sektor ini cukup besar di skala nasional maupun internasional.
Ia menilai, hasil akhir cokelat tidak harus menjadi makanan atau minuman. Alangkah luar biasa jika mampu diinovasikan menjadi produk kosmetik atau terapi cokelat.
Dengan begitu, inovasi itu dapat turut meningkatkan perekonomian di bidang cokelat. Fauzan berharap CoE Cokelat dan Kopi mampu menjadi jembatan antara perguruan tinggi dengan DUDI di banyak aspek. "Terutama di aspek SDM yang langsung bisa bekerja dan berkarya,” jelasnya.
Sementara itu, Direktur Yayasan Kalimajari, I Gusti Agung Ayu Widiastuti, mengapresiasi program Center of Excellence (CoE) Cokelat dan Kopi. Menurutnya, ada jarak antara perguruan tinggi dan DUDI.
Maka, CoE ini menjadi jawaban dan jembatan yang bagus bagi keduanya. Ia menilai, hal tersebut menjadi terobosan yang bagus dan tepat. UMM telah berusaha mempertemukan sederet stakeholder dunia kakao dan cokelat demi memajukannya.
"Jadi ada praktisi dari DUDI, mahasiswa, dan dosen yang saling berkolaborasi untuk memberikan kemanfaatan,” kata dia.
Ayu Widiastuti berharap kerja sama tersebut tidak hanya menjadi seremonial belaka. Namun hal ini benar-benar ada implementasi yang bisa segera dilakukan.
Ia juga menilai, DUDI memang membutuhkan mitra dari institusi pendidikan untuk memberikan masukan dan penelitian yang dijadikan dasar sebagai pengembangan komoditas kakao.
Agenda ini turut dihadiri sederet perusahaan ternama. Beberapa di antaranya Agung W Susilo (Pusat Penelitian Kopi dan Kakao), Agatha Virdhi Saputra (PT Inovasi Kakao Indonesia), dan Lois Merry Sujiati Wijanto (Direktur PT Kakao Bhinneka Sejahtera & CPO Moodco Fine Chocolate).
Kemudian juga hadir I Gusti Agung Ayu Widiastuti, (Direktur Yayasan Kalimajari) dan I Wayan Alit Artha Wiguna (Vice President PT Cau Coklat Internasional).