Jumat 10 Feb 2023 15:42 WIB

Berikut Profil Tiga Tokoh Bakal Terima Honoris Causa UIN Yogyakarta

Penganugerahan gelar honoris causa kepada tiga tokoh dilakukan Senin (13/2/2023).

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Yusuf Assidiq
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta menggelar konferensi pers terkait rencana pemberian gelar honoris causa kepada Presiden Dewan Kepausan untuk Dialog Antaragama Takhta Suci di Vatikan, Kardinal Miguel Angel Ayuso Guixot M.C.C.J, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Yahya Cholil Staquf, dan Ketua PP Muhammadiyah periode 2005-2010 Sudibyo Markus.
Foto: Febrianto Adi Saputro
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta menggelar konferensi pers terkait rencana pemberian gelar honoris causa kepada Presiden Dewan Kepausan untuk Dialog Antaragama Takhta Suci di Vatikan, Kardinal Miguel Angel Ayuso Guixot M.C.C.J, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Yahya Cholil Staquf, dan Ketua PP Muhammadiyah periode 2005-2010 Sudibyo Markus.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta akan menganugerahkan gelar honoris causa kepada tiga tokoh, Senin (13/2/2023). Presiden Dewan Kepausan untuk Dialog Antaragama Takhta Suci di Vatikan, Kardinal Miguel Angel Ayuso Guixot MCCJ, merupakan salah satu tokoh dari perwakilan umat Katolik yang akan dianugerahkan honoris causa oleh UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Al Makin mengatakan, Kardinal Ayuso berkontribusi dalam isu perdamaian.  "Kardinal Ayuso ini mempunyai pengalaman yang sudah luas di dunia Timur Tengah terutama, beliau bekerja cukup lama di Sudan dan juga di Mesir dan sudah mengunjungi beberapa negara Timur Tengah beberapa negara penting mayoritas muslim," kata Al Makin, dalam konferensi pers, Jumat (10/2/2023).

Kardinal Ayuso lahir pada 17 Juni 1952 di Seville, Spanyol. Kardinal Ayuso merupakan Kongrerasi Comboni Missionaries of the Heart of Jesus (MCCJ). Dirinya ditahbiskan pada 1980 dan menjadi missionaris di Mesir dan Sudan hingga 2002.

Pada 19 Maret 2016 Kardinal Ayuso ditahbiskan menjadi uskup Paus Fransiskus. Kemudian 1 September 2019 ia diangkat menjadi kardinal oleh Paus Fransiskus. Kontribusi Kardinal Ayuso dalam dialog antaragama muncul saat dirinya menjabat sebagai wakil utama Vatikan dalam memulihkan dialog dengan Imam Besar Ahmed el-Tayeb dari Masjid Al-Azhar Kairo yang sempat mandeg pada 2011.

Salah satu pemulihan dialog dengan imam besar Al-Azhar adalah penandatanganan Declaration on Human Fraternity oleh Paus Francis dan imam besar Al-Azhar. Kardinal Ayuso ditunjuk sebagai ketua Komite Tinggi bersama dengan Ms gr Yoanis Lahzi Gaid untuk mencapai tujuan deklarasi tersebut.

Kemudian dari perwakilan umat Islam diwakili oleh dua pemimpin organisasi Islam terbesar di Indonesia. Dari Nahdlatul Ulama (NU), UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta menganugerahkan kepada KH Yahya Cholil Staquf. Pria yang akrab disapa Gus Yahya tersebut merupakan ketua umum Pengurus Besar NU.

Gus Yahya lahir pada 15 Februari 1966 di Rembang, Jawa Tengah. Dirinya juga pernah menjadi juru bicara Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur) di 1999-2001.

Pada 2018, Gus Yahya ditunjuk menjadi anggota Dewan Pertimbangan Presiden. Dirinya juga aktif menjadi pembicara di luar negeri untuk isu-isu perdamaian seperti forum American Jewish Committee (AJC), pendiri institut keagamaan di California yaitu Bayt Ar-Rahmah Li adDa'wa Al Islamiyah Rahmatan Li Al-alamin.

Sementara itu untuk perwakilan Muhammadiyah, UIN menganugerahkan honoris causa kepada Sudibyo Markus. Sudibyo pernah menjabat sebagai ketua PP Muhammadiyah 2005-2010. Sudibyo memiliki pengalaman dalam bidang kemanusiaan dan kerjasama antarbangsa.

Ia dinilai telah meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang pentingnya kerja sama dan solidaritas antarbangsa dan agama. Ketika masih menjabat sebagai ketua PP Muhammadiyah, ia juga diminta untuk menyampaikan presentasi mewakili Indonesia di 2nd Asia Pasific Interfaith Regional Conference di Cebu (2006), dan 5th Interfaith Regional Conference di Perth (2009).

Sudibyo juga telah menjadi wakil PP Muhammadiyah untuk keanggotaan International Contact Group (ICG) bersama Asia Foundation (Manila), Center for Humanitarian Dialogue (Geneva), Conciliation Resource (UK), dan Center for Peace and Conflict Studies (Cambodia).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement