Sabtu 11 Feb 2023 07:16 WIB

Malang Dorong Konsumsi Protein Hewani dan Ekspor Sektor Peternakan dan Perikanan

Program ini juga bertujuan untuk meningkatkan produktivitas ternak.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Fernan Rahadi
Ikan sebagai sumber protein hewani (ilustrasi)
Foto: www.pixabay.com
Ikan sebagai sumber protein hewani (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang mendorong konsumsi protein hewan di masyarakat serta meningkatkan ekspor di sektor peternakan dan perikanan.

Bupati Malang, M Sanusi mengatakan, terdapat sejumlah cara untuk meningkatkan konsumsi protein hewan. Salah satunya melakukan langkah akselerasi melalui program Inseminasi Buatan Beranak Empat ratus Ribu Ekor Masyarakat Sejahtera (INTAN BERPATRI EMAS).

"Ini tujuannya sebagai langkah percepatan dalam meningkatkan populasi ternak sapi melalui metode kawin suntik atau inseminasi buatan," kata Sanusi dalam siaran pers, Sabtu (11/2/2023).

Program yang sasarannya sapi potong dan sapi perah ini juga bertujuan untuk meningkatkan produktivitas ternak melalui perbaikan mutu genetik. Selain itu, juga mengurangi risiko gangguan reproduksi, menurunkan angka service preconception (S/C) dan memperpendek jarak kelahiran. Kemudian jugs bertujuan meningkatkan nilai jual ternak dan pendapatan serta kesejahteraan peternak.

Melalui Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan, Pemkab Malang juga rutin melaksanakan program Gemar Konsumsi Produk Olahan Peternakan (GEMARI PRONAK). Kegiatan ini menyasar balita dan anak-anak dengan kondisi stunting serta anak usia sekolah pada umumnya. GEMARI PRONAK ini dilaksanakan dengan cara membagikan produk olahan peternakan seperti daging, susu, dan telur.

Adapun pola eksekusi program GEMARI PRONAK  biasanya dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan pada lingkup sekolah dan melibatkan Tim Penggerak PKK sebagai salah satu garda terdepan. Dengan kata lain, peternak sebagai produsen, posyandu sebagai sasaran dan pihak kecamatan juga desa sebagai pelaku sekaligus simbol penggeraknya.

Selanjutnya, pada sektor perikanan, Kabupaten Malang memiliki dua kategori produk unggulan yakni ikan air tawar dan ikan tangkap laut. Pada komoditas air tawar, total produksi budidaya di Kabupaten Malang mencapai 10.397,04 ton. Rinciannya, produksi ikan didominasi  lele dan nila dengan kapasitas produksi pada 2022 sebesar 5.758,46 ton untuk ikan lele dan 4.598,98 ton untuk komoditas nila.

Untuk terus meningkatkan produksi budidaya ikan di Kabupaten Malang, terdapat beberapa program pengembangan kawasan budidaya yang telah dikembangkan. Satu di antaranya yakni Budidaya Nila Sistem Kawasan di Kabupaten Malang (DINI SISWA MALANG). Program yang juga didukung BumDes ini telah dilaksanakan di Desa Pandanajeng, Kecamatan Tumpang dan Desa Bangelan, Kecamatan Wonosari. 

Begitupun terhadap komoditas lele, Pemkab Malang juga mengembangkan Kawasan Budidaya melalui sistem Kolam Lele Keluarga (KOLEGA). Sasarannya pun beragam, seperti Kolega Untuk Penurunan Kemiskinan (KOLEGA MAS KUMIS) yang bertujuan untuk menurunkan angka kemiskinan bagi kelompok anti poverty program (APP). Selain itu juga Kolega untuk Pencegahan Stunting (KOLEGA HUNTING) yang menyasar desa lokus stunting di Kabupaten Malang. 

Di samping bertujuan untuk meningkatkan produksi ikan lele, program ini juga diharapkan dapat meningkatkan pemenuhan gizi keluarga. Kemudia juga meningkatkan pendapatan keluarga dalam rangka ketahanan pangan protein keluarga.

Sementara itu, pada komoditas ikan laut masih didominasi oleh ikan tuna dengan kapasitas mencapai 8.544,53 ton dan jenis lainnya mencapai 8.493,86 ton. Dengan demikian, total produksi ikan tangkap laut di Kabupaten Malang sepanjang 2022 mencapai 17.038,38 ton.

Sebagai upaya peningkatan kualitas hidup nelayan di pesisir Malang Selatan, juga telah dikembangkan program Kampung Nelayan Maju (KALAJU) yang difokuskan pada Desa Tambakrejo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan. Kegiatan yang menyasar komoditas unggulan ikan tuna tersebut bertujuan untuk meningkatkan kualitas lingkungan dan kesejahteraan nelayan. Beberapa di antaranya melalui bantuan materi seperti perahu, alat tangkap, mesin kapal, dan coolbox.

Sanusi berharap program tersebut dapat mendukung 5.430 rumah tangga perikanan (RTP). Apalagi terdapat fasilitas pendukung sebanyak 2.832 unit perahu nelayan, satu Tempat pelelangan Ikan (TPI), satu unit Cold Storage, dan satu unit pasar ikan. 

Sepanjang 2022 lalu, kata dia, total retribusi Tempat Pelelangan Ikan di wilayah Kabupaten Pemkab mencapai Rp 4,9 miliar. Hasil produksi nelayan Kabupaten Pemkab telah memasok beberapa pusat pengolahan ikan seperti di Bali, Surabaya dan Jakarta. "Dengan tujuan ekspor ke luar negeri,” jelas pria berkopiah ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement