Rabu 15 Feb 2023 05:24 WIB

Buat Proyek Restorasi 2.600 Hektare Mangrove, GSK Berkomitmen Lindungi Alam

Proyek ini bertujuan mengelola mangrove dan meningkatkan ketahanan sosial

Hutan Mangrove (ilustrasi)
Foto: Antara
Hutan Mangrove (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perubahan iklim dan kerusakan alam merupakan bagian dari kegawatdaruratan kesehatan masyarakat yang dapat meningkatkan beban sistem kesehatan. Salah satu contohnya, degradasi habitat dan deforestasi dapat meningkatkan risiko timbulnya sumber penyakit baru yang bisa berpotensi menjadi pandemi. Oleh karena itu, salah satu hal penting yang dilakukan untuk mengatasi penyakit ialah dengan melindungi alam. 

GSK menyatakan pihaknya menggabungkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan talenta yang berbakat untuk bersama-sama mengatasi penyakit. "Untuk mencapai tujuan tersebut dan untuk melindungi kesehatan, kami memiliki target yang ambisius dalam upaya menjadi perusahaan terdepan untuk memiliki net zero impact pada perubahan iklim dan memberikan dampak positif terhadap alam hingga tahun 2030, dalam keseluruhan proses bisnis dari hulu ke hilir, dan kami berprogres dijalur yang tepat untuk mencapai tujuan tersebut," kata Vice Presiden Sustainability GSK, Claire Lund, dalam siaran pers, Rabu (15/2/2023).

Pada konferensi United Nation Biodiversity (COP15), GSK mengumumkan komitmen untuk memulihkan lebih dari 2.500 hektare mangrove di Indonesia untuk mengatasi perubahan iklim, melindungi ekosistem lokal, dan mendukung kesehatan masyarakat setempat. 

"Restorasi mangrove di Indonesia dapat berkontribusi pada pengurangan emisi gas rumah kaca secara global serta adaptasi perubahan iklim di Jawa, Indonesia.  Mangrove juga memainkan peran penting dalam pengaturan iklim dan mitigasi perubahan iklim karena potensi penyerapan karbonnya. Mangrove juga berdampak besar pada penduduk setempat, diantaranya dengan memberikan lingkungan yang lebih tahan banjir, perbaikan ekosistem ikan lokal, dan kualitas air serta dapat berkontribusi pada kesehatan dan mata pencaharian masyarakat setempat," katanya.

Ia menambahkan, untuk mengatasi penyakit, pihaknya percaya perlunya diambil tindakan untuk berkontribusi pada alam dan iklim. "Restorasi mangrove di Indonesia memiliki peran penting bagi masyarakat lokal dalam membantu melindungi habitat keanekaragaman hayati dan penyimpanan karbon. Projek ini juga akan memberikan kontribusi penting bagi tujuan GSK dalam melindungi iklim dan alam secara global," katanya.

Proyek ini, kata dia, memilki dua tujuan yakni pengelolaan mangrove secara berkelanjutan dan mewujudkan ketahanan ekosistem, yang dicapai dengan merestorasi 2.600 hektare mangrove serta meningkatkan ketahanan sosial, ekonomi, dan kesehatan serta kapasitas adaptif masyarakat pesisir, yang dapat dicapai melalui pengembangan aktivitas yang memberikan pendapatan berkelanjutan di daerah Jawa.

Ke depannya, proyek ini akan berfokus pada kawasan mangrove yang berpotensi dipulihkan baik di daerah Jawa Timur maupun Jawa Barat, disesuaikan dengan kesiapan lahan, kolaborasi dengan masyarakat setempat, dan kelayakan untuk sertifikasi karbon. Implementasi komitmen ini akan melibatkan masyarakat dalam semua aspek, termasuk pembibitan, penanaman dan pemantauan. 

Selain itu, komitmen ini secara langsung akan meningkatkan gizi dan kesehatan masyarakat dengan mendukung kunjungan pemeriksaan kesehatan di daerah-daerah tersebut, melakukan kampanye untuk menangani malnutrisi, dan menyediakan pompa air untuk meningkatkan pasokan air bersih di wilayah pedesaan yang terlibat. 

Interim General Manager GSK Indonesia, Ferdy Aliwarga, menambahkan sebagai perusahaan biofarmasi global, mengatasi dampak lingkungan sangat penting untuk mencapai tujuan GSK. "Di Indonesia, kami terus bekerja keras untuk memberikan dampak kesehatan bagi masyarakat secara nyata. Kami senang dengan pengumuman Restorasi Mangrove di Indonesia ini, sebagai bagian dari tujuan GSK dalam memberikan dampak positif terhadap alam hingga tahun 2030," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement