Rabu 15 Feb 2023 10:03 WIB

Pakar Jelaskan Temuan Gunung Bawah Laut Pacitan

Tumbukan lempeng mengalami penyusutan.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Fernan Rahadi
Gunung bawah laut (ilustrasi).
Foto: noaa 2016
Gunung bawah laut (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pakar Geologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Prof Amin Widodo mengomentari fenomena penemuan gunung bawah laut di perairan Pacitan. Amin menjelaskan, lokasi ditemukannya gunung bawah laut tersebut merupakan titik tumbukan lempeng, dimana lempeng Indo-Australia bertemu dengan lempeng Eurasia di Samudera Hindia.

Ditemukannya gunung bawah laut tersebut, lanjut Amien, dikarenakan tumbukan lempeng tersebut mengalami penyusutan. "Tinggian itu ada di sepanjang pas tumbukan antara lempeng tadi. Membentuk palung, setelah palung ada gundukan yang semakin ke arah atas, ke arah atas. Itu yang tadi yang disebutkan ada gunung tadi," kata Amien kepada Republika, Selasa (14/2/2023).

Lebih jauh Amien menjelaskan, gunung bawah laut tersebut muncul lantaran sifat batuan dari lempeng-lempeng tersebut berbeda-beda. Ada bagian yang lebih tinggi, dan ada bagian yang lebih rendah, sehingga membentuk gundukan serupa gunung tersebut.

"Jadi karena sifat batuannya beda-beda. Ada yang lebih tinggi, yang lain lebih rendah, gitu. Jadi memang karena sifat batuannya yang ditumbuk beda-beda," ujarnya.

Sebelumnya, Badan Informasi Geospasial (BIG) menemukan gunung bawah laut di perairan Pacitan, Jawa Timur. Gunung bawah laut tersebut belum tercatat dalam database Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian ESDM. Lokasinya berada sekitar 200 kilometer ke arah barat daya Pacitan dengan ketinggian gunungan mencapai 2.300 meter dari dasar laut dan diameter sekitar 10 kilometer dengan kedalaman di kisaran empat kilometer dari permukaan air.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement