REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nico Agus Putranto menetapkan Kota Solo, Jawa Tengah, siaga merah banjir selama dua hari ke depan mulai Sabtu (18/2/2023) meski sudah ada penurunan debit air di 16 kelurahan dan empat kecamatan yang terendam air, Ahad (19/2/2023).
Menurut Nico, status siaga merah lantaran melihat debit air Bengawan Solo dari pantauan Pintu Jurug masih tinggi. "Sampai sekarang ini masih tetap masih siaga. Karena juga sampai saat ini tapi memang ada penurunan dari debit air tapi masih di posisi siaga merah. Hampir semua, tapi kita pantaunya di Jurug masih siaga merah, sampai sore ini," kata Nico di balaikota Solo, Jumat (17/2/2023).
"Mulai ini tadi Ini sudah kondisinya sudah surut, Karena Alhamdulillah tidak terjadi hujan dan di Wonogiri, Sukoharjo dan Boyolali. Tidak hujan sehingga air yang mengalir itu memang bener-bener dari Bengawan Solo saja. Jadi ini lumayan agak turun biarpun turunnya belum signifikan," katanya.
Selain itu, Nico mengatakan menurut informasi yang pihaknya terima dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) diperkirakan hari ini sudah mulai surut. Pihaknya memprediksi untuk kesiapan banjir hingga dua hari kedepan.
"Prediksi surut info dari BBWS ini mulai dalam kondisi sudah surut. kalau prediksinya kita untuk kesiapan kita ini kita siapin sampai dua hari kedepan. Tapi prediksi cuacanya dan kemungkinan bisa turun nanti naik turun belum stabil itu tujuh hari kedepan," ujarnya.
Sementara itu, dari data BPBD Kota Solo yang diterima pada pada Jumat (17/2/2023), siang, terdapat 21.846 korban terdampak banjir. Sedangkan, warga yang mengungsi mencapai 4.440 orang, terbagi terbagi diberbagai kampung di Kota Bengawan ini.
"Yang terdampaknya ini cukup tinggi makanya saya selalu bilang bahwa di Solo ini apabila terjadi bencana banjir karena kepadatan penduduk, kita biarpun yang terkena itu hanya titik-titik sedikit wilayahnya. Tetapi dampaknya sangat tinggi karena kepadatan penduduk juga salah satunya," katanya.