Selasa 21 Feb 2023 08:24 WIB

Curah Hujan Masih Tinggi, Warga Terdampak Bencana Kembali Was-was

Potensi terjadinya longsor susulan juga masih bisa terjadi

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Yusuf Assidiq
 Marsudi, warga RT02/RW 03 Desa Nyatnyono, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, menunjukkan bagian belakang rumahnya yang lantainya ambrol, akibat longsor.
Foto: Bowo Pribadi
Marsudi, warga RT02/RW 03 Desa Nyatnyono, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, menunjukkan bagian belakang rumahnya yang lantainya ambrol, akibat longsor.

REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Curah hujan yang masih tinggi mengakibatkan warga terdampak bencana tanah longsor maupun banjir kembali diliputi rasa was-was.

Tingginya curah hujan yang terjadi di wilayah Ungaran dan sekitarnya membuat warga Dusun Gondang, Desa Nyatnyono, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, juga diliputi rasa was-was.

Terutama Marsudi (41), warga RT 02/RW 03 Desa Nyatnyono yang rumahnya sudah mengalami kerusakan akibat peristiwa ambrolnya talud setinggi lima meter yang menyangga bagian belakang bangunan rumahnya, Ahad sore.

Material talud yang ambrol dan longsor tersebut, juga telah merusakkan bagian kamar mandi rumah milik tetangganya yang lokasinya berada di lahan yang lebih rendah.

Ia mengatakan, longsor dan talud ambrol yang terjadi di rumahnya justru terjadi setelah hujan turun dengan lebat. “Pada saat hujan turun belum terjadi apa-apa, namun setelah hujan reda justru ambrol,” ungkapnya, di Ungaran, Kabupaten Semarang.

Selain talud, jelasnya, bagian lantai ruangan yang terdampak juga ikut ambrol. Akibatnya, bagian belakang rumah yang meliputi dapur, kamar mandi dan sebagian kamar tidur kini menjadi menggantung.

“Karena talud penyangga dan lantainnya sebagian sudah ambrol,” jelasnya, saat ditemui di Dusun Gondang.

Ia berharap, dalam beberapa hari ke depan curah hujan bisa berkurang. Sehingga penanganan darurat kerusakan bangunan rumahnya akan bisa dilakukan untuk mencegah dampak longsor yang lebih parah.

“Namun jika hujan masih turun dengan intensitas lebat, tentunya kami juga tetap was-was. Karena potensi terjadinya longsor susulan juga masih bisa terjadi,” tegas Marsudi.

Masih tingginya curah hujan juga dikhawatirkan warga RW 26 di kompleks perumahan klaster Dinar Indah, Kelurahan Meteseh, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang, yang dalam dua hari terakhir kembali terendam banjir akibat luapan Sungai Babon.

Mereka mengkhawatirkan luapan air sungai masih akan menggenangi lingkungan perumahan mereka. Terlebih dua titik tanggul yang jebol akibat luapan air sungai, pada Sabtu (18/2) sore kemarin, belum selesai ditanggulangi.

Ketua RW 26 Kelurahan Meteseh, Catur Hariyanto mengatakan, warga masih bertahan di pengungsian sementara di Masjid Ar Rahman, Klaster Dinar Indah.

Terlebih pada Ahad (19/2) sore kemarin, elevasi air sungai masih mencapai sekitar 75 centimeter. “Selain itu, situasi rumah warga juga belum memungkinkan untuk ditempati,” jelasnya.

Sehingga, sejak lingkungan permukiman warga kembali terendam banjir pada Sabtu sore, warga belum kembali ke rumah masing-masing.

Terlebih curah hujan di kawasan Ungaran dan sekitarnya masih cukup tinggi. Dampaknya akan membuat debit air Sungai Babon maupun Sungai Pengkol bakal meningkat tajam dan kembali meluap.

“Warga kami juga masih trauma setelah pada 6 Januari lalu terendam cukup tinggi, tanggul darurat dan tanggul utama kembali jebol pada Sabtu sore, akhir pekan kemarin,” tambahnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement