Kamis 23 Feb 2023 08:38 WIB

Jelang Ramadhan, Patroli Penjualan Bahan Kimia Mudah Meledak Dimasifkan

Bahan-bahan tersebut dianggap dapat menimbulkan risiko tinggi ledakan.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Yusuf Assidiq
Anggota polisi menunjukkan bahan peledak untuk pembuatan petasan saat rilis kasus (ilustrasi)
Foto: ANTARA/Yusuf Nugroho
Anggota polisi menunjukkan bahan peledak untuk pembuatan petasan saat rilis kasus (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Polresta Malang Kota melaksanakan patroli dialogis pegecekan bahan-bahan kimia atau bahan yang mudah meledak pada toko-toko di wilayah Kelurahan Bandulan, Kecamatan Sukun, Kota Malang. Kegiatan ini dilakukan mengingat akan memasuki Ramadhan pada bulan mendatang.

Kapolsek Sukun, Kompol Nyoto Gelar mengatakan, kegiatan pengecekan ini merupakan implementasi dari arahan Kapolresta Malang Kota Kombes Pol Budi Hermanto. Pihaknya diminta melaksanakan pengecekan ke toko atau tempat yang menjual bahan-bahan kimia di wilayah Kota Malang.

Pada kegiatan ini, pihaknya berkolaborasi dengan Forkopimcam Sukun, lurah, dan Babinsa. Seluruhnya bersama-sama mendatangi beberapa toko untuk mengecek dan memastikan bahan-bahan tersebut. "Hal ini kita lakukan dalam rangka mencegah hal-hal yang tidak diinginkan mengingat sebentar lagi memasuki bulan Ramadhan," kata Nyoto.

Seperti diketahui, belum lama ini terjadi peristiwa memilukan yang menimpa warga Blitar pada Ahad (19/02/23). Peristiwa ini terjadi di mana bahan atau serbuk petasan meledak dan menimbulkan korban jiwa serta materi.

Adapun bahan-bahan yang menjadi sasaran dari patroli ini antara lain belerang, fosfat, dan berbagai jenis bahan lainnya. Bahan-bahan tersebut dianggap dapat menimbulkan risiko tinggi ledakan.

Berdasarkan hasil patroli, kata dia, tidak ditemukan bahan yang bisa digunakan untuk merakit petasan pada toko-toko di kawasan Kelurahan Bandulan.

Meskipun demikian, imbauan dan edukasi tetap diberikan agar tidak sembarangan memperjualbelikan barang-barang tersebut. "Ini karena dapat menyebabkan dampak yang sangat membahayakan," ungkapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement