Sabtu 25 Feb 2023 06:51 WIB

Hingga April 2023, Jateng Bakal Digelontor Minyak Goreng Subsidi

Kebutuhan minyak goreng Jateng mencapai 59 ribu ton per bulan.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Yusuf Assidiq
Pedagang menata minyak goreng Minyakita (ilustrasi)
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Pedagang menata minyak goreng Minyakita (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Jawa Tengah, dalam beberapa bulan ke depan (menjelang Ramadhan dan Idul Fitri 1444 Hijriyah) akan dibanjiri oleh minyak goreng Domestic Market Obligation (DMO) atau migor kemasan rakyat (Minyakita).

Hal ini untuk menjamin ketersediaan serta memenuhi kebutuhan masyarakat per bulan Termasuk untuk menghadapi pemintaan masyarakat untuk kebutuhan Ramadhan dan Idul Fitri 2023 nanti.   

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jateng, Muhammad Arif Sambodo mengungkapkan, kebutuhan minyak goreng Jateng secara keseluruhan sesuai data Simirah kurang lebih mencapai 59 ribu ton per bulan.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 31 ribu ton di antaranya merupakan minyak goreng DMO. Dari jumlah 31 ribu ton minyak goreng DMO ini, jelas Arif, sebanyak 30 persennya atau sekitar 10 ribu ton di antaranya merupakan minyak goreng kemasan rakyat (Minyakita).

Sedangkan sisanya merupakan minyak goreng curah. “Jadi untuk Jateng dalam satu bulan setidaknya butuh sekitar 10 ribu ton Minyakita,” jelasnya.

Terkait hal itu, jelas Arif, mulai pertengahan Februarai 2023 Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng telah membanjiri Minyakita di seluruh kabupaten/kota. Misalnya minyak BKP, Jateng mendapat alokasi sebanyak 145 ribu liter.

Dari jumlah alokasi tersebut, telah diedarkan di seluruh wilayah Jateng per 13 Februari 2023 sampai dengan hari ini. Selain itu, Bulog juga telah mempunyai ikatan, baik dengan para produsen maupun distributor, untuk menyediakan Minyakita sampai April 2023 (Ramadhan dan Idul Fitri) mendatang sekitar satu juta liter.

Tak hanya itu, PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) bekerja sama dengan Apical juga mendatangkan Minyakita ke Jateng, kurang lebih 5.000 karton atau 60 ribu liter atau setara 55 ribu kg (55 ton).

Jadi Minyakita ini akan terus datang dan kini sudah mulai produksi dan juga mulai mengisi. Karena pemerintah sekarang telah menaikkan DMO dari 300 ribu ton per bulan menjadi 450 ribu ton.

DMO ini ada minyak curah dan Minyakita. “Sehingga dengan menaikkan volume DMO ini akan mamu mencukupi kebutuhan Minyakita di Jateng,” tegasnya

Arif juga menyampaikan, yang penting diketahui masyarakat, Minyakita sebetulnya untuk masyarakat menengah ke bawah. Jadi harapannya, mereka yang sudah mampu membeli minyak goreng premium jangan membeli Minyakita.

Karena Minyakita itu sebenarnya diproduksi memang tidak terlalu banyak. Dari 450 ribu ton DMO itu Minyakita hanya sekitar 30 persennya. Tetapi memang sekarang menjadi idola, karena dikemas bagus dan higienis dan harganya murah Rp 14 ribu per liter.

Hal yang penting lainnya adalah pengawalan distribusinya. Disperindag bersama degan Satgas Pangan sudah sepakat untuk melakukan pengawalan agar distribusi dan pasokannya tidak terhambat atau terganggu.

Sehingga kemarin ditemukan ‘penahanan' istribusi yang terjadi di Weleri, Kabupaten Kendal, mencapai 17,5 ton Minyakita. Juga ada upaya-upaya pemalsuan produk Minyakita di Sragen.

“Jadi pengawalan ini yang penting, sehingga Minyakita in betul-betul sampai ke end user dengan harga Rp 14 ribu per liter,” ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement