Senin 27 Feb 2023 21:15 WIB

Misi Dagang Jatim-NTB Catatkan Transaksi Rp 251,399 Miliar

Pebisnis dari Jatim dapat menggandeng pebisnis dari NTB.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Yusuf Assidiq
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.
Foto: Dokumen
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memimpin misi dagang dan investasi antara Provinsi Jatim dengan Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) yang digelar di Hotel Lombok Raya, Mataram, Provinsi NTB, Senin (27/2/2023). Sampai pukul 17.00 WITA, misi dagang dan investasi yang digelar mencatatkan transaksi mencapai Rp 251,399 miliar.

Khofifah optimistis, hubungan dagang Jatim dengan NTB akan terus meningkat. Terlebih setelah adanya dukungan sektor pelayaran Long Distance Ferry (LDF) yang telah tersedia dari Jatim ke NTB baik melalui Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, maupun Pelabuhan Jangkar, Situbondo, menuju Lembar, Lombok.

"Silakan nanti pengusaha-pengusaha dari NTB mengambil peran lebih efisien ataukah lewat Ketapang, Banyuwangi, atau yang lebih efektif dari Jangkar, Situbondo. Ditambah sekarang sedang proses finalisasi tol dari Probolinggo-Banyuwangi," kata Khofifah.

Dikatakan, misi dagang yang digelar menjadi bagian dari membangun kekuatan bersama melalui sinergitas, kolaborasi, dan partnership. Di mana saat ini tidak ada kekuatan yang bisa diandalkan tanpa membangun sinergitas, kolaborasi, dan partnership.

Ia menjelaskan, dalam misi dagang yang digelar juga dilakukan sejumlah MoU dengan masing-masing pihak terkait baik dari Pemprov Jatim maupun Pemprov NTB. Nantinya MoU ini akan menjadi payung hukum untuk penguatan dan pemberdayaan dari masing-masing pelaku UMKM, termasuk industri-industri rumahan dari kedua provinsi.

"Mari kita bangun sinergitas bersama setelah dikurasi produknya, disiapkan packagingnya, kita sama-sama bisa menyiapkan agar masuk pasar yang lebih luas. Format-format seperti ini biasanya jauh lebih advance dilakukan IWAPI, Kadin, Hipmi, dan lain-lain," ujarnya.

Gubernur Nusa Tenggara Barat, Zulkieflimansyah mengatakan, misi dagang dan investasi yang diinisiasi Pemprov Jatim merupakan salah satu program yang perlu diikuti dan dicontoh. Ia berharap, pebisnis dari Jatim dapat menggandeng pebisnis dari NTB untuk bisa mengembangkan komoditi yang ada.

Menurutnya, banyak komoditas asli NTB yang dijual dan diolah di Jatim, untuk kemudian dijual kembali ke NTB dengan harga yang tinggi.  "Kalau begini maka kita tidak maju-maju. Mudah-mudahan dengan kerja sama yang baik nanti dengan begitu pengusaha NTB dan Jatim akan lebih besar lagi di masa yang akan datang," ujarnya.

Misi dagang ini diikuti 172 pelaku usaha dari kedua provinsi. Terdiri dari 72 pelaku usaha dari Provinsi Jatim dan 100 pelaku usaha dari Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement