Sabtu 04 Mar 2023 09:42 WIB

BPPTKG Laporkan Dua Kali Guguran Lava Merapi Sepekan Terakhir

Aktivitas vulkanik Gunung Merapi juga masih cukup tinggi.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Yusuf Assidiq
Guguran lava pijar Gunung Merapi terlihat dari Srumbung, Magelang, Jawa Tengah (ilustrasi)
Foto: ANTARA/Hendra Nurdiyansyah
Guguran lava pijar Gunung Merapi terlihat dari Srumbung, Magelang, Jawa Tengah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) DIY mencatat bahwa guguran lava Gunung Merapi terjadi sebanyak dua kali dalam sepekan terakhir. Kepala BPPTKG DIY, Agus Budi Santoso mengatakan, guguran mengarah ke barat daya yakni ke hulu Kali Boyong dan Kali Bebeng dengan jarak luncur maksimal 1.000 meter.

"Suara guguran terdengar dari Pos Babadan sebanyak dua kali dengan intensitas kecil hingga sedang," kata Agus. Dari hasil pengamatan yang dilakukan, pihaknya juga tidak melihat adanya pertumbuhan kubah lava yang signifikan dalam sepekan terakhir.

Pengamatan atau analisis morfologi kubah lava dilakukan dari Stasiun Kamera Jrakan, Tunggularum, Ngepos, dan Babadan 2. "Baik pada kubah tengah dan kubah barat daya, tidak teramati adanya perubahan yang signifikan (akan pertumbuhan kubah lava)," ujar Agus.

Terkait dengan kegempaan, intensitasnya masih tinggi di Gunung Merapi. Dalam sepekan terakhir, ia menuturkan tercatat sebanyak 572 kali gempa Vulkanik Dalam (VTA), 23 kali gempa Vulkanik Dangkal (VTB), 53 kali gempa Fase Banyak (MP), 232 kali gempa Guguran (RF), satu kali gempa Hembusan (DG), dan tiga kali gempa Tektonik (TT).

"Pemantauan deformasi Gunung Merapi pada minggu ini juga tidak menunjukkan perubahan yang signifikan," jelasnya.

Selain itu, pihaknya juga mengamati bahwa sepekan terakhir terjadi hujan di Pos Pengamatan Gunung Merapi. Hujan yang terjadi dengan intensitas curah hujan sebesar 114 milimeter per jam selama 40 menit di Pos Kaliurang pada 26 Februari 2023.

"Namun tidak dilaporkan adanya penambahan aliran maupun lahar dari sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi," tambah Agus.

Untuk itu, berdasarkan hasil pengamatan yang dlakukan pekan ini, potensi bahaya Gunung Merapi saat ini masih berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya. Meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal lima kilometer, Sungai Bedog, Krasak, dan Bebeng sejauh maksimal tujuh kilometer.

"Pada sektor tenggara, (potensi bahaya guguran lava dan awan panas) meliputi Sungai Woro sejauh maksimal tiga kilometer, dan Sungai Gendol lima kilometer. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius tiga kilometer dari puncak," terangnya.

Aktivitas vulkanik Gunung Merapi, lanjutnya, juga masih cukup tinggi yakni berupa aktivitas erupsi efusif. Dengan begitu, status aktivitas Gunung Merapi masih ditetapkan dalam tingkat siaga atau level 3.

"Untuk itu, masyarakat diimbau agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya, mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Merapi, serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Merapi," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement