Selasa 07 Mar 2023 06:28 WIB

Kebijakan Masuk Sekolah Jam 5 Pagi di NTT Dinilai Bahayakan Siswa 

In'am berpendapat kebijakan tersebut sudah bagus akan tetapi tidak tepat.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Fernan Rahadi
Seorang ibu guru  sekolah menengah atas (SMA) memandu gerakan senam sebekum masuk kelas  di SMA Negeri I Kupang, di Kota Kupang, NTT, Senin (6/3/2023). Pemerintah provinsi NTT merubah kebijakan jam masuk sekolah untuk SMA/SMK di Kota Kupang, dari semula 05.00 WITA menjadi 05.30 WITA dan pulang sekolah 10.30 WITA setelah banyaknya kritikan dan masukan dari masyarakat.
Foto: Antara/Kornelis Kaha
Seorang ibu guru sekolah menengah atas (SMA) memandu gerakan senam sebekum masuk kelas di SMA Negeri I Kupang, di Kota Kupang, NTT, Senin (6/3/2023). Pemerintah provinsi NTT merubah kebijakan jam masuk sekolah untuk SMA/SMK di Kota Kupang, dari semula 05.00 WITA menjadi 05.30 WITA dan pulang sekolah 10.30 WITA setelah banyaknya kritikan dan masukan dari masyarakat.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Dosen Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Profesor Akhsanul In'am memberikan pandangannya terkait kebijakan masuk sekolah pukul 05.00 WITA di Nusa Tenggara Timur (NTT). Hal ini diungkapkannya mengingat kebijakan tersebut cukup viral di masyarakat.

Pria disapa In'am ini berpendapat kebijakan tersebut sudah bagus akan tetapi tidak tepat. Sebab, mayoritas masyarakat NTT adalah non-Muslim dan beberapa di antaranya tidak terbiasa bangun subuh seperti para Muslim. "Hal ini merupakan kebiasaan dan akan sulit untuk diubah dalam waktu yang relatif singkat," kata In'am.

In'am menilai kebijakan ini juga dapat membahayakan para siswa. Karena keadaan yang masih gelap gulita, maka kecelakaan tentu akan lebih mungkin terjadi. 

Pada rentang pukul 05.00 hingga 05.30 WITA, banyak siswa yang masih kesulitan dalam mendapat transportasi umum ke sekolah sehingga kebijakan ini tidak akan begitu efektif. Idealnya, pelajaran dapat dimulai pada pukul 06.30 pagi. Sebab, pada saat itu siswa telah siap menerima pengetahuan baru serta langit sudah terang. 

Namun jika tetap ingin masuk pukul 05.30 WITA, In'am berpendapat, pemerintah provinsi perlu memberlakukan jam malam. Hal ini agar para siswa tidak keluyuran di kafe dan sejenisnya. Dengan demikian, mereka dapat bangun lebih segar di pagi harinya.

Selain itu, membangun asrama untuk siswa juga bisa menjadi solusi penting. Hal ini bertujuan agar mereka lebih aman, tertib dan dapat mengikuti peraturan yang sudah diterapkan. “Jika kebijakan masuk jam 05.30 WITA disandingkan dengan asrama, saya kira akan bisa berjalam lebih efektif dan baik,” katanya dalam siaran pers yang diterima Republika.

Namun, menurutnya, ada banyak solusi lain yang bisa ditempuh jika ingin memperbaiki dan mencetak SDM yang berkualitas. Beberapa di antaranya dengan memaksimalkan potensi masing-masing siswa melalui berbagai program. Kemudian memberikan perhatian lebih, hingga apresiasi tinggi bagi mereka yang berprestasi. 

Begitu pula dengan pemberian beasiswa maupun fasilitas yang lebih mumpuni. Hal ini diharapkan para siswa mampu lebih bersemangat dalam belajar. 

Menurut dia, para siswa di beberapa negara mendapatkan fasilitas yang baik sehingga mampu memaksimalkan  potensi. Dalam hal ini meningkatkan potensi mereka yang baik dalam akademik maupun non akademik. Hal itu tentu memudahkan mereka untuk berkarya dan menumbuhkan semangat belajar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement