Selasa 07 Mar 2023 16:12 WIB

Dua Pemotor Bercelurit yang Berulah di Magelang Berstatus Pelajar

Terhadap kedua anak berkonflik ini dikenakan Pasal UU Darurat Nomor 12 tahun 1951.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Fernan Rahadi
Celurit (ilustrasi)
Foto: Republika/Aziza Fanny Larasati
Celurit (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MAGELANG -- Dua orang pemotor bercelurit, yang aksinya sempat viral di Jalan Raya Magelang-Yogyakarta, wilayah Mertoyudan, Kabupaten Magelang ditetapkan sebagai anak berkonflik oleh Polresta Magelang.

Keduanya, berinisial DA (17) dan PB (17), masih di bawah umur dan berstatus sebagai pelajar yang saat ini masih duduk di kelas 10. Kendati begitu aparat Polresta Magelang tetap menahan keduanya untuk penanganan hukum lebih lanjut.

Kapolresta Magelang, Kombes Pol Ruruh Wicaksono mengatakan, terhadap keduanya telah dilakukan pemeriksaan secara intensif. Dari keduanya juga disita sebeliah senjata tajam jenis celurit dan sepeda motor.

Dari pemeriksaan yang dilakukan terungkap, sebelum peristiwa yang terekam dalam video dan sempat viral, keduanya mengaku sempat mengonsumsi minuman beralkohol.

Hal itu terlihat dari kondisi kesadaran, kemudian aroma minuman keras yang keluar dari mulut keduanya. Bahkan walaupun ada jeda saat keduanya terjatuh dengan polisi datang keduanya tidak meninggalkan lokasi karena kondisinya.

"Pada saat polisi datang ke lokasi, kondisi keduanya demikian, karena habis mengonsumsi minuman keras," jelasnya, di Magelang, Selasa (7/3/2023).

Ruruh menambahkan, terhadap kedua anak berkonflik ini, dikenakan Pasal UU Darurat Nomor 12 tahun 1951. "Termasuk pasal pengerusakan, karena yang bersangkutan juga merusak mobil yang digunakan oleh pengguna jalan," katanya.

Sementara itu, Kasat Reskrim Polresta Magelang, Kompol Rifeld Constantien Baba menambahkan, senjata tajam jenis celurit memang sudah dipersiapkan oleh dua anak berkonflik ini dari rumah.

Mereka membawa senjata tajam tersebut dengan alasan untuk berjaga- jaga. "Keduanya mengaku membawa sebilah celurit tersebut untuk melindungi diri," jelasnya.

Namun demikian, lanjut Rifeld, pengakuan ini masih akan didalami lagi. Karena tindakannya sudah mencemaskan dan kalau melindungi diri tidak pada posisi terpengaruh minuman keras.

Apalagi, mereka berstatus anak sekolah (pelajar) yang pada jam-jam tersebut tidak seharusnya berada di tempat seperti itu sambil membawa senjata tajam, hingga orang yang melihat menjadi takut.

“Dalam pemeriksaan juga terungkap cekurit yang dibawa milik PB, sementara yang membacok mobil pengendara lain DA," kata Rifield.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement