Selasa 07 Mar 2023 16:53 WIB

Sita 2,6 Juta Obat Terlarang, Polda DIY: Pelaku Jual ke Pelajar dan Mahasiswa

Kepolisian mencurigai jaringan tersebut sudah ada lebih dari satu tahun.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Yusuf Assidiq
Pelaku pengedar obat terlarang saat ditampilkan pada konferensi pers di Mapolda DIY, Selasa 97/3/2023).
Foto: Febrianto Adi Saputro
Pelaku pengedar obat terlarang saat ditampilkan pada konferensi pers di Mapolda DIY, Selasa 97/3/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Kepolisian berhasil mengungkap pelaku jaringan penyalahgunaan obat berbahaya dan psikotropika di Semarang, Bekasi, dan Yogyakarta. Dir Resnarkoba Polda DIY, Kombes Pol Bayu Adhi Joyokusumo, mengatakan bahwa para pelaku menjual obat-obatan terlarang itu ke kalangan pelajar dan mahasiswa.

"Setelah beberapa lama kami pelajari di Jogja ini memang mayoritas konsumennya pelajar dan mahasiswa, karena harganya cukup terjangkau untuk kalangan  kantong pelajar maupun mahasiswa jadi memang mereka sasarannya," kata Bayu dalam konferensi pers, Selasa (7/3).

Selain mahasiswa dan pelajar, pelaku juga menjual obat-obatan terlarang ke anak jalanan dan golongan menengah ke bawah. Pelaku tidak hanya menjual obat terlarang di wilayah  Yogyakarta, melainkan juga menjualnya ke sejumlah daerah di Jateng.

"Mereka daerah pemasarannya Jogja dan Jateng," ujarnya. Bayu mengungkapkan pelaku sudah melakukan aksinya selama satu tahun. Namun kepolisian mencurigai jaringan tersebut sudah ada lebih dari satu tahun.

Sebelumnya Polda DIY berhasil menyita sebanyak 2.609.080 butir obat berbahaya dan psikotropika dari jaringan Bekasi-Semarang-Yogyakarta. Temuan tersebut jadi pengungkapan kasus terbesar yang dilakukan Polda DIY.

"Jadi memang ini merupakan dengan total keseluruhan dari awal sampai akhir Polda DIY berhasil mengungkap dengan jumlah 2.620.080 butir dan ini merupakan pengungkapan terbesar setelah beberapa waktu yang lalu kami juga berhasil mengungkap sebanyak 1,3 juta butir," kata Bayu.

Bayu menyebut Polda DIY akan terus mengembangkan kasus tersebut, sehingga temuan dimungkinkan masih akan terus bertambah. "Kemungkinan masih bisa mengembang lagi ke atas," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement