Rabu 15 Mar 2023 12:18 WIB

Mendekati Ramadhan, Ketersediaan Cadangan Beras Yogyakarta Terus Dipantau

Cadangan beras yang tersimpan di gudang juga harus terjamin secara mutu.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Yusuf Assidiq
Pekerja membawa beras ke mesin penggiling di penggilan beras UD Barokah, Berbah, Sleman, Yogyakarta.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Pekerja membawa beras ke mesin penggiling di penggilan beras UD Barokah, Berbah, Sleman, Yogyakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta melakukan pemantauan untuk memastikan ketersediaan beras di gudang beras mitra pengelola. Melalui Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Kota Yogyakarta, pemantauan dilakukan untuk mengontrol ketersediaan dan kualitas cadangan beras milik Pemkot Yogyakarta.

"Kita punya kewajiban untuk selalu secara periodik monitoring agar keberadaan (cadangan) beras yang disimpan itu tetap baik," kata Kepala Bidang Pangan, DPP Kota Yogyakarta, Muhammad Imam Nurwahid.

Imam mengatakan total cadangan beras yang dimiliki Pemkot Yogyakarta hingga akhir 2022 mencapai 46 ton. Sekitar 42 ton di antaranya dikelola di gudang mitra pengelola di Berbah, Kabupaten Sleman, dan empat ton lainnya dikelola di mitra lain yang relatif kecil.

Sekitar 25 persen dari total cadangan beras itu, kata Imam, harus siap tersedia jika sewaktu-waktu Pemkot Yogyakarta membutuhkan beras. Sedangkan, sisa cadangan beras lainnya dapat dikelola mitra untuk diperjualbelikan agar selalu dalam kondisi baru atau tidak kedaluwarsa.

"Pengelolaanya memang boleh (dijual) karena beras itu tidak bisa disimpan terus menerus, sehingga diputar untuk diperjualbelikan dan dimanfaatkan dengan mitra kita. Tapi syaratnya 25 persen dari total cadangan harus siap di gudang, ini yang kita cek," ujarnya

Terkait dengan kualitas cadangan beras, pihaknya harus memastikan bahwa cadangan beras yang tersimpan di gudang terjamin secara mutu. Misalnya tidak diberi tambahan bahan lain-lain yang berbahaya.

Pihaknya pun mengambil sampel beras dan diuji di Laboratorium Pangan DPP Kota Yogyakarta untuk memastikan mutu beras. Hal ini dalam rangka memastikan bahwa beras yang dikonsumsi warga terjamin.

"Kita harapkan (uji) ini hasilnya bagus. Tugas kami mengawal ketersediaan pangan di Kota Yogyakarta dan menjamin pangan yang dikonsumsi masyarakat itu layak, sehat, dan bebas dari hal yang tidak diperkenankan untuk kesehatan dan lainya," jelas dia.

Sementara itu, pengelola gudang beras UD Barokah Beras Sekarsuli, Purwantono juga mengatakan, mekanisme penitipan pengelolaan cadangan beras harus disisakan sekitar 25 persen dan beras lainnya bisa diputar untuk diperjualbelikan agar tidak kedaluwarsa.

Jika cadangan beras yang 25 persen dibutuhkan, maka harus ada pemberitahuan sepekan sebelumnya. Ia menyebut, jenis cadangan beras milik Pemkot Yogyakarta yakni beras medium.

Purwantoro menuturkan, ketersediaan beras di gudang miliknya rata-rata berkisar 100-200 ton per hari. Beras tersebut berasal dari Jawa Tengah, yakni dari Cilacap dan Kebumen.

"Sisanya itu (cadangan beras) diputar, saya gunakan untuk perdagangan. Misalnya untuk pemesanan BPNT dan untuk warung kebutuhan pasar masyarakat," kata Purwantono.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement