Kamis 23 Mar 2023 16:00 WIB

BMKG: Awal Musim Kemarau 2023 Jateng Mulai Mei

Masyarakat agar waspada potensi cuaca ekstrim saat masa peralihan musim.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Yusuf Assidiq
Petugas Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) melihat citra satelit di Stasiun BMKG (ilustrasi)
Foto: ANTARA/Ari Bowo Sucipto
Petugas Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) melihat citra satelit di Stasiun BMKG (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Stasiun Klimatologi Jawa Tengah sebagai Unit Pelaksana Teknis BMKG di Provinsi Jawa Tengah telah merilis prakiraan musim kemarau 2023 di wilayah Jateng secara umum.

Berdasarkan prakiraan tersebut, awal musim kemarau di wilayah Jateng umumnya bakal terjadi pada Mei 2023. Kepala BMKG Stasiun Klimatologi Jateng, Sukasno  mengatakan, prakiraan ini didasarkan hasil analisis data serta memperhatikan perkembangan kondisi fisis dan dinamika atmosfer regional ataupun global yang sedang berlangsung.

“Termasuk kecenderungannya dalam mempengaruhi kondisi iklim di wilayah Jawa Tengah,” tegasnya, Kamis (23/3/2023). Di mana ENSO (El Nino Southern Oscillation) menunjukkan kondisi netral dan diprediksi tetap netral hingga pertengahan 2023.

Kemudian, IOD (Indian Ocean Dipole) menunjukkan kondisi positif dan diprediksi netral hingga September 2023. Sedangkan SST (Sea Surface Temperature) Indonesia diprakirakan normal hingga hangat, yang semakin meluas hingga September 2023.

“Maka awal musim kemarau 2023 di wilayah Jateng umumnya diprakirakan terjadi pada Mei 2023,” jelasnya. Awal musim kemarau, paling awal terjadi pada April Dasarian II (pertengahan April 2023) meliputi Kota Pekalongan, Kabupaten Rembang; sebagian wilayah Kabupaten Demak, Jepara, Kudus, dan Pati.

Selain itu juga Kabupaten Pemalang bagian utara; Kabupaten Wonogiri bagian selatan; sebagian wilayah utara Kabupaten Pekalongan dan Blora serta wilayah timur laut Kabupaten Tegal.

Awal musim kemarau paling akhir, terjadi pada Juni Dasarian II (pertengahan Juni 2023) yang meliputi sebagian wilayah Kabupaten Purbalingga, Banjarnegara, dan Wonosobo.

Kemudian Kabupaten Pekalongan dan Batang bagian selatan; wilayah tenggara Kabupaten Brebes dan Tegal; wilayah barat daya Kabupaten Kendal; sebagian wilayah selatan Kabupaten Cilacap dan Pemalang serta sebagian kecil wilayah barat Temanggung.

Awal musim kemarau umumnya diprakirakan sama dan maju (lebih cepat) satu dasarian dari normal. Sementara sifat hujan periode musim kemarau umumnya diprakirakan bawah normal (BN) hingga normal (N).

“Puncak musim kemarau umumnya diprakirakan terjadi pada Agustus 2023 dan umumnya sama serta maju (lebih cepat) satu bulan dari normal,” tegasnya.

Sukasno juga menambahkan, untuk panjang periode musim kemarau 2023 paling pendek 10 dasarian (+3.5 bulan), meliputi sebagian wilayah Kabupaten Banyumas dan selatan Kabupaten Cilacap.

Sedangkan yang terpanjang 22 Dasarian (+7.5 bulan) meliputi wilayah Kota Pekalongan  dan Karimun Jawa; sebagian kecil wilayah Kabupaten Tegal dan Pati; sebagian wilayah utara Kabupaten Pemalang dan Rembang.

Memasuki masa transisi dari musim hujan ke musim kemarau, diimbau kepada masyarakat untuk waspada potensi cuaca ekstrim saat masa peralihan (pancaroba), seperti petir, angin kencang, puting beliung, serta hujan lebat dengan waktu singkat yang berpotensi mengakibatkan bencana hidrometeorologi seperti banjir dan longsor.

Sedangkan pada periode musim kemarau, pemerintah dan masyarakat diiimbau untuk mengantisipasi dampak bencana yang diakibatkan oleh cuaca/iklim yang terjadi dalam musim kemarau 2023.

Yakni dengan melakukan efisiensi penggunaan air karena adanya potensi kekeringan dalam periode musim kemarau, antisipasi terjadinya kebakaran hutan dengan mengurangi penggunaan bahan-bahan yang mudah memercikan api di kawasan hutan atau lahan yang mudah terbakar.

“Termasuk antisipasi terhadap kegiatan-kegiatan lainnya yang berkaitan dengan penggunaan air,” tegas dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement