Kamis 23 Mar 2023 16:54 WIB

Masjid Darusalam Solo Bagikan Bubur Samin Gratis, Warga Rela Antri

Ini merupakan bubur khas yang hanya ada di bulan Ramadhan.

Rep: c02/ Red: Yusuf Assidiq
 Suasana pembagian bubur Samin gratis di Masjid Darusalam, Solo, Kamis (23/3/2023).
Foto: Muhammad Noor Alfian
Suasana pembagian bubur Samin gratis di Masjid Darusalam, Solo, Kamis (23/3/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Masjid Darusalam Jayengan, Serengan, Solo, Jawa Tengah, kembali membagi-bagikan bubur khas yang hanya ada di bulan Ramadhan, yakni bubur Samin.  

Bubur Samin yang memiliki cita rasa gurih yang terbuat dari beras, daging sapi, susu, rempah, dan santan ini menjadi makin istimewa. Karena diolah dengan resep khusus dengan minyak samin yang nantinya memiliki ciri khas warna kekuningan.

Menu bubur itu pun dibagikan gratis kepada masyarakat.  "Sebanyak 1.050 porsi dibagikan kepada masyarakat secara gratis tetapi membawa tempat sendiri-sendiri. Kami setiap hari setiap Ramadhan memasak 1.300 porsi, namun yang 250 untuk takjil di masjid," kata ketua takmir Masjid Darusalam, M Rosyidi, Kamis (23/3/2023).

Dijelaskan bahwa dulu bubur Samin hanya bisa dinikmati oleh kalangan internal saja. Namun, sejak 1985 kemudian bubur ini mulai dibagikan kepada masyarakat luas setiap kali bulan Ramadhan tiba.

"Alhamdulillah mulai 1985 sampai 2019 trus sampai sekarang. Dulu itu sehari buatnya sampai 15 kilogram sekarang menjadi 47 kg berasnya," ujarnya.

Salah seorang warga asal Banyumas, Churotul Ainiyah (40), mengaku dirinya selalu menyempatkan diri datang ke Solo saat Ramadhan. Pasalnya ia mengaku sangat menyukai bubur Samin.

"Ada kekhasan sendiri bubur Samin itu karena memang berpuluh puluh tahun ada di sini. Rasanya gurih ada rasa seperti masakan khas Arab, pokoknya enak," kata dia.

Churotul mengungkapkan dirinya datang sekitar pukul 14.00 WIB. Alasannya agar dia kebagian bubur tersebut. "Setiap tahun juga ke sini terus. Antri dari 14.00 WIB. Ya rela antri biar tetap kebagian, saya bawa tiga tempat," jelasnya.

Sementara itu, Rina (49) warga Gajahan, Pasar Kliwon, mengaku dirinya ikut mengantri bubur tersebut lantaran rasanya yang enak juga karena untuk ibunya yang sudah berusia lanjut. Ia mengatakan ibunya sangat menyukai bubur tersebut lantaran tekstur yang lembut juga rasanya yang enak.

"Setiap bulan Ramadhan ke sini, buburnya juga saya bawakan buat ibu saya soalnya udah tua juga dan sukanya yang lembut-lembut. Kalau rasanya juga ngangenin soalnya adanya cuma di bulan Ramadhan," ujar dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement