Jumat 24 Mar 2023 01:14 WIB

Pasar Ramadhan UMP Gandeng Pelaku Usaha Mikro

Para pedagang sudah biasa berjualan di ajang Sunday Morning UMP.

Gedung kampus Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP)
Foto: UMP
Gedung kampus Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP)

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, menggelar Pasar Ramadhan di halaman Kampus 1 Ahmad Dahlan UMP. Pasar Ramadhan ini juga melibatkan sekitar 150 pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang didominasi makanan.

"Kami berikan mereka space di halaman kampus untuk berjualan mulai pukul 15.00 WIB hingga malam hari," kata Rektor UMP Prof Jebul Suroso saat pembukaan Pasar Ramadhan di Kampus 1 Ahmad Dahlan UMP, Desa Dukuhwaluh, Kecamatan Kembaran, Banyumas, Kamis (23/3/2023) sore.

Menurut dia, kegiatan Pasar Ramadhan merupakan wujud kepedulian UMP untuk memberikan ruang bagi para pedagang agar tetap bisa mendapatkan berkah Ramadhan dengan berjualan berbagai menu untuk berbuka puasa.

Dalam hal ini, kata dia, para pelaku UMKM yang terlibat dalam Pasar Ramadhan merupakan para pedagang yang sudah biasa berjualan di ajang Sunday Morning UMP

Ia mengatakan pembukaan kegiatan Pasar Ramadhan juga diisi dengan tausyiah menghadirkan seorang dai cilik dari SD UMP, Hamzah Abussalam, serta dimeriahkan dengan atraksi barongsai dari Puhua School (Sekolah Tiga Bahasa) Purwokerto.

"Jadi kami akan tampakkan kolaborasi, lintas budaya, juga lintas kepercayaan untuk menunjukkan bahwa momentum Ramadhan adalah milik kita umat manusia. Toleransi bisa tampak dari simbol-simbol budaya," kata rektor.

Sekretaris Yayasan Putera Harapan Banyumas Kartika Widjaja mengatakan siswa Puhua School yang memainkan barongsai tidak hanya siswa SMA karena ada juga yang SMP selama memenuhi kriteria secara fisik.

Dia mengaku sangat bersyukur karena UMP membuka kesempatan bagi Puhua School untuk terlibat dalam kegiatan tersebut. "Dengan asas multikultural kita bisa berkolaborasi, dan memperkenalkan kepada masyarakat luas bahwa barongsai bukan hanya milik orang Chinese tapi sekarang sudah membudaya," tegas dia.

Sementara itu, Direktur Puhua School Chen Tao Laoshi mengatakan pihaknya ingin membangun Puhua menjadi Indonesia mini, yakni sekolah tersebut bukan hanya untuk agama atau suku tertentu, tetapi untuk seluruh masyarakat.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement