Selasa 28 Mar 2023 17:26 WIB

PP Muhammadiyah Sebut UMMAD Bakal Mengkloning UMS

Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah telah menunjuk UMS sebagai pembina di UMMAD.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Fernan Rahadi
Gedung Induk Siti Walidah kantor pusat Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS).
Foto: Republika/Binti Sholikah
Gedung Induk Siti Walidah kantor pusat Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Majelis Pendidikan Tinggi Penelitian dan Pengembangan (Diktilitbang) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menyebut bahwa Universitas Muhammadiyah Madiun (UMMAD) akan mengkloning Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS).

"Jadi UMMAD akan mengkloning UMS, dan akan menjadi universitas besar di kawasan itu," kata Ketua Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah, Bambang Setiaji kepada Republika, Selasa (28/3/2023).

Kloning ini dimulai dengan adanya kerja sama antara Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) besar yakni UMS dengan PTM kecil dalam hal ini UMMAD, dalam rangka memajukan universitas tersebut. Bahkan, Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah juga telah menunjuk UMS sebagai pembina di UMMAD.

Hal tersebut pun mendapat reaksi dari mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UMMAD dengan melakukan unjuk rasa beberapa hari lalu. Bambang menegaskan bahwa kerja sama antara PTM besar dengan PTM kecil ini, menjadi salah satu dari lima program utama Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah.

"Jadi UMMAD ini program utama Majelis, ada 62 PTM yang akan menjadi sasaran kloning," ujar Bambang.

Program utama yakni PTM Dalam Genggaman, dalam program ini dilakukan pembuatan aplikasi-aplikasi layanan PTMA (Perguruan Tinggi Muhammadiyah-'Aisyiyah) berbasis Android. Program kedua yakni Program 5.000 doktor.

Program ketiga yaitu Program 100 ribu Publikasi dengan menerbitkan karya-karya skripsi mahasiswa di bawah Suara Muhammadiyah. Karya-karya tersebut dibuat menjadi jurnal-jurnal ilmiah.

"Di mana di bawah Suara Muhammadiyah akan dibuat jurnal-jurnal ilmiah. Misal akan ada gambar-gambar arsitektur rumah, masjid, sekolah, karya anak-anak yang bisa diakses masyarakat, bidang kesehatan, UMKM, dan sebagainya," jelasnya.

Sedangkan, program keempat adalah Penghayatan Al-Islam dan Kemuhammadiyah (AIK). Yaitu adanya integrasi Al-Islam dan IPTEK.

Sementara itu, program kelima yakni Kloning dengan mengakuisisi sistem dari PTM besar ke PTM kecil. "Program (kelima) Kloning, yaitu akuisisi sistem PTM besar ke PTM Kecil supaya standar kemajuan merata," tambah Bambang.

Kloning yang sudah berhasil dilakukan oleh Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah seperti di UMKT Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur (UM Kaltim). Saat ini, kata Bambang, UMKT UM Kaltim sudah maju dengan jumlah mahasiswa mencapai 10 ribu orang.

"Kerja sama PTM besar dan Kecil sudah dibuktikan di UMKT UM Kaltim sekarang maju, mahasiswa tahun keenam ini 10.000 dan nomor satu swasta di kawasan itu. UMKT adalah kerja sama UMS STIE Muhammadiyah Samarinda dan STIKES Muhammadiyah," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement