REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Polda Jawa Tengah melakukan pemeriksaan psikologi terhadap tersangka dugaan pembunuhan berencana, Tohari alias Mbah Slamet (45). Kapolda Jawa Tengah, Irjen Pol Ahmad Luthfi mengungkapkan, pihaknya telah mengirim tim untuk memeriksa kondisi kejiwaan tersangka.
"Tim sudah berangkat ke Banjarnegara," ungkap Kapolda Jawa Tengah, dalam konferensi pers yang dilaksanakan di Mapolresta Solo.
Pemeriksaan kejiwaan dilakukan untuk mengetahui kondisi mental serta psikologis tersangka yang diduga telah membunuh 12 orang sejak 2020 hingga Maret 2023.
"Kami masih menunggu hasil pemeriksaan psikologis yang dilakukan terhadap tersangka Tohari alias Mbah Slamet oleh tim psikiater Polda Jateng," tegasnya.
Di lain pihak, kapolda juga menyampaikan pengembangan kasus dugaan pembunuhan berkedok dukun penggandaan uang ini. Polisi masih terus mendalami motif tersangka melakukan aksi pembunuhan tersebut.
Bedasarkan pengakuan awal tersangka, aksi keduanya dilakukan untuk melunasi utang dan juga untuk memperkaya diri sendiri.
"Pengakuan awal tersangka melakukan itu untuk nambal utang. Termasuk motifnya untuk memperkaya diri. Ini terus kami kembangkan," tegasnya.
Dalam melakukan aksinya, tersangka menjanjikan bisa menggandakan uang hingga 100 kali lipat. "Jadi, seumpama korban menyerahkan Rp 50 juta bisa menjadi Rp 5 miliar, kemudian yang menyetor atau menyerahkan Rp 70 juta bisa menjadi Rp 7 miliar," jelasnya.
Namun ini hanya modus, dan setiap penggandaan uang, korban harus menjalani ritual di sebuah kebun yang kemudian menjadi tempat tersangka melakukan pembunuhan serta penguburan.
Dalam penyidikan juga terungkap, pelaku menggunakan modus tipu daya dengan meminta para korban meminum tablet yang mengandung klonidin.
Kalau setelah meminum tablet tersebut korban mengantuk maka ritual penggandaan uang yang dilakukan tersebut dikatakan tersangka akan gagal.
"Selain itu, para korban juga diminta meminum cairan yang memang sudah dicampur dengan racun jenis potasium sianida," tegas dia.