Jumat 07 Apr 2023 16:01 WIB

Kriminolog UI Ungkap Penyebab Korban Percaya Mbah Slamet Bisa Gandakan Uang

Penipuan semacam itu sudah ada sejak berabad-abad lalu.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Yusuf Assidiq
Adrianus Meliala, kriminolog Universitas Indonesia.
Foto: Republika/Arif Satrio Nugroho
Adrianus Meliala, kriminolog Universitas Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Kriminolog Universitas Indonesia (UI), Adrianus Meliala, mengomentari soal kasus pembunuhan  yang dilakukan Tohari alias Mbah Slamet yang mengaku dukun penggandaan uang di Banjarnegara, Jawa Tengah. Adrianus mengatakan, pelaku berusaha meyakinkan bahwa dia mampu menggandakan uang.

"Saya duga, pada awalnya yang bersangkutan memang meyakinkan korban dengan benar-benar (kelihatannya) menggandakan uang milik teman si pelaku. Makanya korban percaya. Jadi wajar kan?" kata Adrianus kepada Republika, Jumat (7/4/2023).

Menurut dia, banyaknya korban yang tertipu pengganda uang bukanlah hal baru. Penipuan semacam itu menurutnya sudah ada sejak berabad-abad lalu.

"Ingin mendapatkan sesuatu/reward sebanyak mungkin dengan pengorbanan/cost seminimal mungkin, adalah keinginan manusia yang sudah ada sejak abad-abad lalu. Jadi jangan dikatakan bahwa pada era 4.0 lalu tidak ada keinginan seperti itu," katanya menjelaskan.

 

Sebelumnya, Polda Jawa Tengah berhasil mengungkap kasus dugaan pembunuhan berencana dengan kedok penggadaan uang yang dilakukan Tohari (45 tahun). Kepolisian berhasil menemukan total 12 jenazah.

Menurut Kapolda Jawa Tengah, Irjen Pol Achmad Lutfi pengungkapan dugaan pembunuhan terhadap Paryanto (53) warga Sukabumi, Jawa Barat, Ahad (2/4/2023), menjadi pintu masuk terungkapnya serangkaian pembunuhan berkedok penggandaan uang oleh tersangka Tohari.

Dari hasil pengembangan penanganan kasus pembunuhan Paryanto, yang dilakukan oleh penyidik Satreskrim Polres Banjarnegara, pada Senin (3/4/2023), tersangka Tohari mengaku juga membunuh lima orang lain yang dikubur di lokasi yang sama dengan penguburan jenazah Paryanto.

Namun, setelah dilakukan penggalian di lokasi yang sama, ternyata ditemukan sembilan jenazah. "Jadi berdasarkan pengakuan tersangka masih ada lima jenazah setelah dibongkar ternyata jumlahnya sembilan," katanya.

Dan terakhir, pada pembongkaran pada Selasa (4/4/2023) ditemukan lagi dua jenazah di lokasi yang sama. Jadi jumlah jenazah yang sudah ditemukan semuanya berjumlah 12 jenazah. Bahkan, beberapa liang yang telah digali berisi dua jenazah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement