Rabu 12 Apr 2023 11:30 WIB

Sahur Bersama, Ini Pesan Anas Urbaningrum kepada Para Aktivis Mahasiswa

Kehadiran Anas di kampus Unissula Semarang sekaligus untuk bersilaturahim.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Yusuf Assidiq
 Rektor Unissula, Prof Gunarto,  mendampingi Anas Urbaningrum dalam acara sahur bersama dengan aktivis mahasiswa di kampus Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang, Jawa tengah, Rabu (12/4).
Foto: Dokumen
Rektor Unissula, Prof Gunarto, mendampingi Anas Urbaningrum dalam acara sahur bersama dengan aktivis mahasiswa di kampus Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang, Jawa tengah, Rabu (12/4).

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Anas Urbaningrum menghadiri acara sahur bersama dengan aktivis mahasiswa di kampus Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang, Jawa Tengah. Pada kesempatan itu, Anas menyemangati para aktivis mahasiswa untuk memperkuat kapasitas intelektual.

Kehadiran Anas di kampus Unissula ini selain untuk makan sahur bersama juga dimanfaatkan untuk bersilaturahim dengan aktivis mahasiswa di Jateng, dalam hal ini di Kota Semarang.

Anas mengatakan, ada tiga tradisi penting untuk terus menghidupkan intelektual di kalangan aktivis mahasiswa, di mana yang pertama adalah terus menguatkan tradisi membaca. “Aktivis dahulu, pacarannya ya dengan buku,” katanya, Rabu (12/4/2023).

Hal itu, menurut Anas, menggambarkan betapa para aktivis dulu sangat suka membaca, sehingga wawasannya sangat luas. “Tradisi membaca ini yang harus dimiliki oleh para generasi muda hari ini,” ujarnya.

Yang kedua adalah tradisi menulis. Untuk merawat intelektual jangan hanya menulis status di media sosial, tetapi juga harus mengembangkan kemampuan menulis dengan isu-isu yang berkualitas, seperti menulis opini atau menulis artikel lain yang mencerahkan.

Ada korelasi kuat antara menulis dan membaca untuk membuka cakrawala pengetahuan. Semakin banyak dan semakin berkualitas referensi bacaannya, maka akan semakin bagus isi tulisannya.

“Maka, membaca dan menulis ini adalah dua hal yang sangat penting untuk dikuasai para aktivis mahasiswa,” kata dia.

Sedangkan tradisi yang ketiga adalah tradisi debat. Kalau tradisi baca dan tulisnya bagus, debatnya pun pasti juga akan semakin bermutu. “Kalau tradisi baca dan tulisnya jelek, debatnya pasti debat kusir atau bahkan lebih buruk dari debat kusir,” katanya menegaskan.

Sementara itu, saat disinggung kehadirannya di kampus Unissula, Anas menegaskan hanya bersilaturahim.

“Sebenarnya hanya singgah sebelum melanjutkan perjalanan dari Bandung menuju Blitar untuk bersilaturahim dengan ibu saya setelah ‘bebas’ dari ‘pesantren kehidupan’. Namun, sambutannya sangat luar biasa,” katanya.

Menurut dia, bisa sahur bersama dengan ratusan aktivis mahasiswa di Jateng sangat luar biasa, apalagi juga ada bersama-sama dengan Rektor Unissula, Prof Gunarto, dan dekan Fakultas Hukum Unissula.

Anas juga mengaku, sudah lama mengenal Unissula dan banyak punya sahabat di kampus ini. Bahkan sudah sejak 1990-an, saat kampus Unissula belum semaju sekarang. “Alhamdulillah saat ini Unissula perkembangannya sangat pesat,” katanya.

Sementara itu, Rektor Unissula, Prof Gunarto mengungkapkan, Anas Urbaningrum sebagai tokoh besar Indonesia. “Sudah lama kita rindu untuk bertemu, rindu untuk bertukar ide, pemikiran, dan gagasan serta untuk menyemangati para generasi muda dalam memajukan bangsa dan negara Indonesia.

“Ini tak lain supaya Indonesia menjadi bangsa besar yang adil dan sejahtera serta dirahmati Allah SWT,” kata rektor.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement