REPUBLIKA.CO.ID, MADIUN -- Anas Urbaningrum kembali bertolak ke Jakarta, Kamis (13/4/2023) sore setelah pulang ke kampung halamannya di Kabupaten Blitar pada Rabu (12/4/2023) kemarin. Ia melakukan sejumlah kegiatan saat berada di Blitar seperti sungkem ke ibunya Sriati, ziarah ke makam Bung Karno, dan bertemu dengan para loyalis.
Di perjalanan menuju ke Jakarta, Anas Urbaningrum bertemu dengan eks Wali Kota Madiun Bambang Irianto di Madiun. Mereka diketahui merupakan mantan petinggi Partai Demokrat.
"Kegiatan hari ini ya melanjutkan sowan keluarga yang lain. Ini paklik (Bambang Irianto) saya di Madiun melanjutkan safari kesyukuran rasa syukur karena sudah bebas dan merdeka meski masih proses CMB (cuti menjelang bebas)," ujar Anas di sela-sela pertemuan, Kamis (13/4/2023).
Pertemuan dengan Bambang Irianto, dikatakannya merupakan sesi pemanasan sebelum mengenali kondisi perpolitikan di luar. Sebab, Anas mengaku sudah lama berada di dalam Lapas Sukamiskin hampir satu dekade.
"Ini semacam pemanasan untuk mengenali keadaan di luar, saya sudah lama (di lapas) mengenali keadaan di dalam. Proses mengenali keadaan di luar perkembangan di luar ingin mendengar dari luar masukan-masukan banyak hal untuk bahan mengambil langkah saya seperti apa. Persneling satu lah," ungkapnya.
Terkait sesama mantan petinggi Partai Demokrat, Anas mengaku ingin lebih membahas ke depan. Namun, begitu peristiwa masa lalu menjadi hikmah dan terdapat pelajaran.
"Kita mikir ke depan, ada sejarah iya sejarah itu ada hikmah dan pelajaran tapi selalu saya diskusi dengan paklik (paman-Red) saya dan adik saya Boni perspektif ke depan, gak pernah melihat ke belakang. Ke belakang itu dijadikan pelajaran dijadikan hikmah karena itu pokoknya diobrolin yang baik-baik," katanya.
Anas mengaku hubungan dengan Bambang Irianto seperti hubungan paman dan keponakan. Hubungan yang diikat oleh lahir dan batin.
"Sampeyan bisa bayangkan hubungan paklik dengan ponakan seperti apa, kira-kira begitu. Hubungan lahir batin bukan hanya diikat oleh hubungan fisik tapi juga komitmen kesamaan cara pandang. Kalau ngomong besar cita-cita ke depan," katanya.
Ditanya lebih jauh terkait sikap politik pada pemilu tahun 2024 mendatang, Anas mengaku ingin fokus menuntaskan bulan puasa Ramadhan terlebih dahulu termasuk Lebaran. Setelah itu, ia berencana berbicara terkait politik secara matang atau hijau.
"Hijau itu politik yang menyehatkan demokrasi kalau berbicara partai, bagaimana partai menjadi tenaga bagi demokrasi bukan partai yang banyak pertanyaan demokratis atau tidak partai yang ditawarkan menunjukkan postur demokrasi atau lain," katanya.
Anas menyebut masih melihat kondisi lapangan dan memperbanyak bekal agar bisa menentukan langkah ke depan selanjutnya. Langkah yang baik untuk memajukkan demokrasi.