Selasa 18 Apr 2023 12:10 WIB

Pusat Studi Pancasila UNU Yogyakarta Fokus Sasar Milenial

Pancasila sangatlah dekat dengan kehidupan anak muda sehari-hari.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Yusuf Assidiq
Widya Priyahita Pudjibudojo - Rektor Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Yogyakarta
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Widya Priyahita Pudjibudojo - Rektor Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Yogyakarta

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Yogyakarta meluncurkan Pusat Studi Pancasila yang diberi nama Satu Pancasila. Rektor UNU Yogyakarta, Widya Priyahita Pudjibudojo, mengatakan fokus Pusat Studi Pancasila yang dibentuk UNU Yogyakarta adalah untuk membumikan Pancasila kepada generasi muda.

"Pada tahun ini alhamdulilah selain Ngabuburit Kebangsaan juga sekaligus peresmian Pusat Studi Pancasila. Fokus pusat studi ini, pusat studi sudah banyak, puluhan mungkin ya, kami ingin fokus menggarap anak muda khususnya milenial dan gen Z dengan cara-cara mereka. Jadi dari mereka oleh mereka untuk mereka," kata Widya kepada wartawan di Kampus Terpadu UNU, Gamping, Sleman, Senin (17/4/2023).

Ia berharap anak muda menjadi tidak asing dengan Pancasila. Menurutnya Pancasila sangatlah dekat dengan kehidupan anak muda sehari-hari. Ia mencontohkan bagaiman relevansi nilai-nilai Pancasila ada ketika anak muda ikut terlibat dalam isu sosial, lingkungan, pendidikan, dan menghargai perbedaan.

"Jadi kenapa kami mendirikan pusat studi ini ingin bersama-sama BPIP menjadi mitra BPIP dalam membunyikan Pancasila, khususnya di kalangan anak muda dengan cara yang relate dengan anak muda," ujarnya.

Kepala BPIP Yudian Wahyudi, menyambut baik pembentukan Satu Pancasila sebagai Pusat Studi Pancasila di UNU Yogyakarta. Menurutnya nilai-nilai Pancasila sangat penting dibumikan kepada anak muda.

"Kita ini kan dimotori oleh orang-orang muda yang waktu itu sebetulnya terpelajar pertama di dalam sejarah modern Indonesia mereka pada usia yang sangat dinamis itu tapi kemudian mereka bisa mempersembahkan proklamasi kemerdekaan yang saya katakan begitu hebatnya, itu kita belajar lagi sana refleksi proklamasi ini," terang dia.

Yudian mengatakan pada hari ini bangsa Indonesia juga menghadapi berbagai tantangan. Salah satunya adalah krisis pemahaman pengamalan Pancasila.

"Karena dulu pada zaman reformasi Pancasila itu dipinggirkan jadi kita ada keterputusan kira-kira kalau sekarang sampai 20-25 tahun, ini kita harus membidik kembali generasi muda," ungkapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement