Jumat 21 Apr 2023 12:43 WIB

Masih Banyak Jamaah Bawa Koran Alas Sholat Ied di Alun-alun Yogya

Beberapa jamaah meninggalkan sampah koran dan plastik itu di lokasi.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Yusuf Assidiq
Sampah koran bekas hingga plastik yang digunakan jamaah yang melaksanakan sholat Ied di Alun-alun Selatan, Kota Yogyakarta, Jumat (21/4/2023).
Foto: Silvy Dian Setiawan
Sampah koran bekas hingga plastik yang digunakan jamaah yang melaksanakan sholat Ied di Alun-alun Selatan, Kota Yogyakarta, Jumat (21/4/2023).

REPUBLIKA.CO.ID,  YOGYAKARTA -- Pelaksanaan sholat Idul Fitri (Ied) di Alun-alun Selatan, Kota Yogyakarta, digelar Jumat (21/4/2023) ini. Ribuan jamaah yang memadati kawasan tersebut, bahkan hingga ke badan jalan yang ada di sekeliling Alun-alun Selatan.

Meski begitu, dari pantauan Republika di lokasi, masih banyak jamaah yang membawa alas sholat sekali pakai. Seperti koran bekas hingga plastik.

Usai digelarnya sholat Ied, beberapa jamaah ada yang meninggalkan sampah koran dan plastik tersebut di lokasi. Namun, ada beberapa yang membawanya kembali agar tidak menimbulkan timbunan sampah.

Selain menggunakan koran bekas dan plastik, juga ada jamaah membawa tikar yang dapat digunakan kembali. Tikar ini digunakan agar tidak menambah produksi sampah usai sholat Ied.

Meski banyak koran bekas maupun plastik yang digunakan sebagai alat shalat bertebaran di Alun-alun Selatan, petugas atau panitia penyelenggara langsung membersihkannya usai sholat digelar.

Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta telah mengimbau agar masyarakat membawa peralatan sholat termasuk alas sholat yang dapat dipakai ulang. Dari pelaksanaan sholat Ied pada Jumat (21/4/2023), ada yang membawa peralatan sholat sekali pakai.

Diberitakan sebelumnya, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta sudah meminta agar masyarakat yang melaksanakan sholat Ied untuk tidak menggunakan alas koran dan sejenisnya. Terutama bagi yang melaksanakan sholat di lapangan atau tempat terbuka.

Untuk itu, warga diminta membawa peralatan shalat sendiri dari rumah yang dapat dipakai ulang, seperti sajadah atau tikar yang dapat dipakai ulang. Hal ini agar mengurangi sampah yang diproduksi usai sholat, juga menyukseskan gerakan zero sampah anorganik yang sudah diterapkan di Kota Yogyakarta sejak awal 2023.

"Kita sudah mem-publish agar masyarakat menggunakan alat sholat yang bisa dipakai ulang. Hindari menggunakan koran bekas untuk menghindari terjadinya sampah," kata Sub Koordinator Kelompok Substansi Penanganan Persampahan DLH Kota Yogyakarta, Mareta Hexa Sevana.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement