Rabu 24 May 2023 09:23 WIB

Epidemiolog Ungkap Penyebab Tingginya Kasus HIV Ibu Rumah Tangga

IRT terkena HIV mencapai 35 persen dari total kasus yang ada.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Yusuf Assidiq
Virus HIV. Ilustrasi
Foto: Dailymail
Virus HIV. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kementerian Kesehatan mengungkapkan terjadinya peningkatan kasus HIV di Indonesia pada 2023. Ibu rumah tangga (IRT) menjadi salah satu penyumbang terbesar dengan angka mencapai 35 persen dari total kasus yang ada.

Catatan itu setelah adanya penambahan kasus HIV baru pada kelompok IRT yang mencapai 5.100 kasus per tahun. Epidemiolog Universitas Airlangga (Unair) Arief Hargono mengatakan, kondisi ini sangat memprihatinkan.

Sebab, menurut dia, berdasarkan data absolut yang ada menunjukkan bahwa penderita HIV dari kalangan IRT lebih tinggi dibanding wanita pekerja seks atau penyuka sesama jenis. Ia menjelaskan pun beberapa kemungkinan yang menyebabkan IRT tertular HIV.

Pertama, karena tertular virus HIV tersebut dari pasangannya. "Jadi pasangan IRT bisa saja melakukan perilaku yang berisiko tinggi," kata Arief, Rabu (24/5/2023).

Kemungkinan kedua, virus didapatkan dari IRT itu sendiri. Ia lantas mengimbau kepada masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap bahaya HIV. Ditekankan, perlu adanya kesadaran utamanya bagi masyarakat yang melakukan perilaku risiko tinggi.

"Tapi di sisi lain masih ada stigma di masyarakat yang menyebabkan mereka merasa takut untuk memeriksakan status HIV-nya," ujarnya.

Beberapa perilaku risiko tinggi yang dapat menularkan HIV seperti melakukan hubungan seks dengan penderita HIV atau menggunakan jarum suntik secara bergantian. Arief juga mengingatkan, terdapat potensi penularan HIV dari ibu ke anak.

Penularan ini dapat terjadi saat proses kehamilan, persalinan, atau saat menyusui. Namun penularan ini ternyata dapat dicegah dengan cara memeriksakan status HIV ibu sejak dini. Pemeriksaan ini dapat dilakukan segera setelah ibu dinyatakan hamil.

"Kalau terbukti positif nanti akan diberikan terapi obat dengan pengawasan dokter. Obat ini bisa mengurangi tingkat virus HIV dalam darah sehingga penularannya ke janin dapat diturunkan seminimal mungkin," kata Arief.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement