Rabu 24 May 2023 13:35 WIB

Kabupaten Cilacap Didorong Jadi Sentra Pengembangan Ikan Sidat

Potensi budi daya ikan sidat di Cilacap dinilai sangat menjanjikan.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Yusuf Assidiq
Pengembangan budi daya ikan sidat di Cilacap.
Foto: Dokumen
Pengembangan budi daya ikan sidat di Cilacap.

REPUBLIKA.CO.ID, CILACAP -- Pemerintah Kabupaten Cilacap berupaya mengoptimalkan potensi sektor perikanan di Kabupaten Cilacap. Dalam hal ini, Cilacap didorong menjadi salah satu sentra pengembangan perikanan, khususnya sidat.

Potensi pengembangan budi daya sidat di Cilacap turut mendapat perhatian serius dari berbagai pihak. Termasuk dari Dinas Perikanan Cilacap yang menggandeng Kementerian Kelautan dan Perikanan atau KKP dan FAO, yakni dalam mengakselerasikan project IFish di Cilacap.

Hal tersebut diwujudkan dengan diselenggarakannya pelatihan secara berkelanjutan mengenai Budi Daya Sidat Stadia Glass Eel, di Balai Benih Ikan (BBI) Kecamatan Majenang Cilacap, 22-23 Mei 2023.

Hadir dalam kesempatan ini Plt Kepala Dinas Perikanan Cilacap, Indarto, dan Kepala Pusat Riset Perikana Kementerian Kelautan dan Perikanan, Yayan Hikmayani. Indarto mengatakan tujuan pelatihan ini adalah meningkatkan keberhasilan dalam budi daya sidat di Cilacap.

Kemudian juga mendorong peningkatan kualitas maupun kapasitas para pembudidaya sidat agar dapat membudidayakan sidat stadia Glass Eel ke Elver. Sehingga nantinya pembudidaya dapat memperoleh benih sidat yang berkualitas untuk selanjutnya dapat dibesarkan sampai ukuran konsumsi.

”BBI Majenang ini diharapkan bisa menyediakan benih sidat berkualitas baik yang dibudidayakan dari stadia Glass Eel. Termasuk nantinya BBI dapat berperan menjadi fasilitator atau menyebarluaskan teknologi yang sesuai untuk budi daya sidat bagi pembudidaya lainnya,” ujar Indarto, Rabu (24/5/23).

Pelatihan ini, lanjut Indarto, dilaksanakan dalam dua tahapan, dengan dilengkapi praktik budi daya di BBI Majenang. Pelatihan ini diikuti puluhan peserta dari berbagai wilayah di Cilacap.

“Ini sudah tahap kedua yang masing-masing digelar selama dua hari. Total ada 65 orang, baik pembudidaya, pengepul sidat, maupun dari kalangan penyuluh perikanan yang berasal dari wilayah Cilacap timur seperti Kroya, Sampang, dan Adipala, maupun wilayah barat dari distrik Sidareja, serta Majenang," jelas dia.

Terkait materi pelatihan, dijelaskan para peserta diperkenalkan dengan teknologi budi daya sistem resirkulasi. Sistem ini menggunakan air secara berulang dalam satu sistem pembudidayaan sidat, untuk mengurangi kontaminasi dari luar sistem budi daya, sehingga tidak memerlukan banyak air.

“Jadi yang kami kenalkan adalah teknologi penggunaan air secara berulang, sehingga air dapat sehemat mungkin untuk pembudidayaan sidat. Ini sangat cocok juga bagi pembudidaya di wilayah perkotaan," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Pusat Riset Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan, Yayan Hikmayani mengatakan, sidat merupakan jenis ikan yang dilindungi. Adapun potensinya di Cilacap dinilai sangat menjanjikan.

Indikatornya dari pengembangan Project IFish di Cilacap selama enam tahun, berhasil melahirkan Koperasi Mina Sidat Bersatu yang mampu mengekspor sidat olahan berupa kabayaki ke Jepang.

Kemudian BBI Majenang juga dinilai menjadi bagian penting dari suplai benih ikan untuk usaha budidaya berkelanjutan.

“Jadi kenapa terpilih Majenang karena dari sisi ekologi itu sumber daya airnya baik dan melimpah, kemudian sumber benih Glass Eel juga dekat dari sini. Jadi kenapa tidak, BBI ini nanti ke depan juga diharapkan menjadi supplier atau penyedia benih Elver," tegas dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement