REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Kompetisi Desain Motif Batik Khas Lasem 2023, yang diinisiasi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah melalui program Kartini Bangun Negeri (KABARI) memasuki tahap menentukan.
Kompetisi yang digelar bersama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Rembang dan Yayasan Lasem Heritage ini telah memilih enam peserta dengan poin tertinggi, di antara 119 kontestan (perorangan/kelompok) yang berpartisipasi.
Keenam peserta dengan poin tertinggi masing-masing, Dessy Riana dan Eko Cahyo (perorangan) serta Kelompok Abiproya, Kelompok Nawasena, Kelompok Linggi, dan Kelompok Gantari.
Mereka bakal diseleksi kembali untuk dipilih yang terbaik dalam perwujudan karya. Khususnya, penuangan ide desain ke dalam media kain, yang akan bekerja sama dengan Rumah Batik Lasem, industri batik nasional, serta para desainer nasional.
"Ini sebagai wujud sinergitas dan kolaborasi dengan value chain (rantai nilai) batik khas Lasem pada industri batik tanah air," ujar Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jateng, Rahmat Dwisaputra, di Semarang.
Rahmat menjelaskan, Kompetisi Desain Motif Batik Khas Lasem 2023 telah dibuka untuk masyarakat umum, baik perorangan maupun kelompok, pada 5 April 2023 dan akan berlangsung hingga 1 Juli 2023 mendatang.
Para peserta telah mengalami proses penjurian dengan kriteria yang cukup ketat Ba.ik terkait dengan aspek komunikasi visual hingga keserasian antara komposisi motif dengan warna.
Selain menggunakan warisan budaya khas Lasem sebagai inspirasi karya, para peserta juga harus mampu menjelaskan konsep ide/gagasan karyanya dan rancangan, komposisi motif, dan warna. "Termasuk dalam menentukan target pasar dan rencana implementasi desain pada produk turunan," kata dia.
Rahmat juga menjelaskan, kompetisi ini merupakan tindak lanjut program KABARI yang diinisiasi oleh Bank Indonesia Provinsi Jateng dan diresmikan sejak 25 Oktober 2022.
Melalui kompetisi desain motif ini diharapkan mampu memantik semangat dalam merevitalisasi desain motif batik khas Lasem yang telah menjadi warisan budaya sejak abad ke-19.
Melalui kegiatan ini, desain terpilih diharapkan dapat diaplikasikan pada berbagai produk yang dijual tidak hanya di pasar domestik, tetapi juga hingga pasar internasional, serta dapat diproduksi ulang secara terus-menerus.
Selain untuk merevitalisasi dan meningkatkan valuasi ekonomi, KABARI juga bertujuan untuk menarik minat generasi muda dalam melestarikan Batik sebagai tradisi budaya bangsa warisan dunia.
“KABARI merupakan semangat Kartini. Maka kompetisi ini diharapkan mampu menggerakkan perekonomian rakyat, dan mampu memperkuat tradisi dengan sentuhan inovasi kreatif serta memberi semangat baru bagi generasi muda dalam merawat warisan budaya,” jelasnya.