REPUBLIKA.CO.ID, TARAKAN -- Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Republik Indonesia berkolaborasi bersama Dinas Komunikasi Informatika, Statistik dan Persandian (DKISP) Kota Tarakan dan Bank Indonesia Kantor Perwakilan Kalimantan Utara menggelar Roadshow Gerakan Nasional 1000 Startup Digital dengan tema 'The Digital Frontier: Navigating the Challenges of Starting a Tech Startup' di Aula RSUD Dr H Yusuf SK, Tarakan, Kalimantan Utara, pekan lalu.
Roadshow Gerakan Nasional 1000 Startup Digital merupakan seminar publik untuk memperkenalkan definisi startup sekaligus sebagai upaya membangun pola pikir kewirausahaan di masyarakat. Kegiatan ini terbuka untuk umum, terutama dari kalangan mahasiswa, wirausahawan, dan para pegiat startup. Sejalan dengan visi 'Indonesia Digital Nation 2025' yang telah dideklarasikan oleh Presiden Republik Indonesia untuk mendukung akselerasi transformasi digital di Indonesia, Kemenkominfo berkolaborasi dengan para penggerak ekosistem digital untuk menginisiasi Gerakan Nasional 1000 Startup Digital dengan tujuan meningkatkan jumlah kewirausahaan ekonomi digital di Indonesia.
Pelaksanaan Roadshow Gerakan Nasional 1000 Startup Digital di Provinsi Kalimantan Utara dibuka oleh Sekretaris Daerah Kota Tarakan, HA Hamid. Dalam sambutan pembukanya, Hamid mengimbau kepada masyarakat untuk memahami peran startup di sektor kewirausahaan dalam menciptakan lingkungan bisnis yang dinamis.
"Startup dapat menjalankan peran pentingnya sebagai penunjang pertumbuhan ekonomi, dan pemerintah dapat menjalankan peran pentingnya dalam mendukung pertumbuhan startup dengan menciptakan ekosistem bagi pengembangan wirausaha di Kota Tarakan," kata Hamid dalam siaran pers, Rabu (31/5/2023).
Roadshow diawali dengan Pengenalan Program Gerakan 1000 Startup Digital oleh Yuricha selaku Regional Operational Manager Gerakan 1000 Startup Digital Hub 5. Yuricha menyampaikan program 1000 Startup Digital sudah diinisiasi sejak tahun 2016 dan memiliki tiga fokus program.
"Gerakan Nasional 1000 Startup Digital ini berfokus pada tiga hal. Pertama, mengembangkan talenta startup digital supaya Sumber Daya Manusia yang ada di daerah itu dapat ditingkatkan kualitasnya. Kedua, kita ingin mendorong terciptanya solusi-solusi baru dari permasalahan yang ada. Dan yang ketiga, kita ingin membangun ekosistem startup digital yang kolaboratif dan juga inklusif," jelas Yuricha.
Dilanjutkan sesi seminar publik dengan materi Perjalanan Membangun Startup yang dibawakan oleh Founder dari startup Mada.id, Fajar Irvan Setyawan. Sebagai salah satu alumni 1000 Startup Digital di kota Pontianak tahun 2017, Fajar berbagi pengalaman saat timnya membangun startup Mada.id.
"Mungkin ada yang takut tidak punya ide dan tidak punya tim. Saat itu, kita (tim Mada.id) sama sekali tidak mengenal tim saat ini, dan tim ini kami kenal di networking 1000 Startup dari berbagai background. Dan ide (inovasi) juga brainstorming di 1000 Startup. Dari fase yang menurut kita cukup berani itu, kita dapat banyak sekali wawasan, networking tentang dunia baru di dunia startup, sehingga di bidang logistik kita bisa berkembang lebih baik dan mengangkat kesempatan-kesempatan lainnya," ungkap Fajar.
Dalam kesempatan yang sama, Deputi Kepala Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Utara, Ganang Suryo Anggoro menyampaikan bahwa inovasi yang telah disusun bukanlah hal yang sempurna atau seperti istilah ‘one fit for all’, sehingga diperlukan perubahan pola pikir.
“Nah, kembali lagi ke mindset. Kalau kita melihat masalah, gampang saja kita menyampaikan kritik ke pemerintah. Mindset ini yang harus diubah. Harus mulai mengubah pola pikir dari ‘apa’ menjadi ‘bagaimana’, dari ‘kenapa’ menjadi ‘bagaimana’,” ujar Ganang.
Sesi selanjutnya adalah diskusi panel bertema 'Rombak Pola Pikir: Permasalahan Sosial Menjadi Solusi Produk' yang dihidupkan dengan pertanyaan-pertanyaan dari peserta kegiatan mengenai bagaimana teknologi dapat menyelesaikan masalah atau isu sosial di sekitar mereka. Diskusi diisi oleh Sub Koordinator Kerjasama Kegiatan 1000 Startup Digital, Muhammad Faisal; Manager Unit Implementasi Kebijakan Sistem Pembayaran Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Utara, Yudha Pradana; dan ketua STMIK PPKIA Tarakanita Rahmawati, Endyk Noviyantono.