REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Dampak musim kemarau telah dirasakan warga di sejumlah desa di beberapa wilayah kecamatan yang ada di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Sejumlah warga yang mulai kesulitan mengakses air bersih telah mengajukan permohonan bantuan air bersih kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat.
Salah satunya akses air bersih bagi kegiatan belajar di SDN 1 Rembes, Desa Rembes, Kecamatan Bringin.
Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) BPBD Kabupaten Semarang, Juwair Suntara mengungkapkan, hari ini BPBD Kabupaten Semarang melakukan penyaluran (dropping) air permohonan bantuan di SDN 1 Rembes. "Hari ini kami mengirimkan satu tangka air bersih berkapasitas 5.000 liter ke SD Rembes," ungkapnya, saat dikonfirmasi di Ungaran, Kabupaten Semarang, Selasa (6/6/2023).
Menurut Juwair, dampak musim kemarau telah mengakibatkan sejumlah warga di beberapa dusun dan desa di Kabupaten Semarang membutuhkan dukungan suplai air bersih. Ia mengakui, dalam beberapa pekan terakhir BPBD Kabupaten Semarang sudah melayani permintaan penyaluran air bersih dari warga.
Namun bukan karena mereka mengalami kesulitan untuk mengakses air bersih akibat dampak musim kemarau karena hujan masih turun di sejumlah kecamatan di wilayah Kabupaten Semarang. Selain itu juga karena alasan instalasi dan jaringan fasilitas air bersih di lingkungan mereka sedang terganggu oleh sebab lain.
Namun, untuk hari ini memang ada permintaan dari lembaga pendidikan di Desa Rembes. “Walaupun belum dalam kapasitas yang cukup banyak, karena hanya satu tangki saja,” jelasnya.
Juwair juga menyampaikan, ada sejumlah kecamatan di daerahnya yang rawan terhadap bencana kekeringan, misalnya di Kecamatan Bancak, Bringin, sebagian Kecamatan Suruh, Tengaran dan Kaliwungu.
Selain itu juga di sebagian Kecamatan Jambu, Sumowono, Getasan yang dekat dengan Kecamatan Tengaran, Susukan, Bawen serta Kecamatan Ungaran Timur. "Seperti di Desa Kawengen dan Penawangan," jelasnya.
Terkait antisipasi menghadapi bencana kekeringan, lanjutnya, BPBD kabupaten Semarang telah menyiagakan bantuan air bersih untuk warga terdampak.
Anggaran untuk ini sudah dialokasikan BPBD Kabupaten Semarang pada waktu pengajuan anggaran tahun 2022. Selain itu BPBD Kabupaten Semarang juga menyiagakan empat mobil tangka air bersih untuk melakukan dropping.
BPBD juga menyiapkan 16 orang satgas untuk mengantisipasi bencana kekeringan ini. Tiga orang anggota satgas ini siaga di kantor BPBD Kabupaten Semarang dan lainnya petugas piket 24 jam.
Sampai dengan hari ini, memang belum ada desa yang mengalami krisis air bersih parah terkait musim kemarau tahun ini. "Tetapi permintaan dukungan air bersih sudah datang dari masyarakati," katanya.