Kamis 08 Jun 2023 14:58 WIB

Jatim Dapat Tambahan 1.300 Kuota Haji, Masa Pelunasan Hingga 12 Juni

Kuota haji reguler tambahan diperuntukkan bagi jamaah haji reguler.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Yusuf Assidiq
Sejumlah jamaah calon haji tiba di Asrama Haji Embarkasi Surabaya (AHES), Surabaya, Jawa Timur.
Foto: ANTARA FOTO/Didik Suhartono
Sejumlah jamaah calon haji tiba di Asrama Haji Embarkasi Surabaya (AHES), Surabaya, Jawa Timur.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Ketua Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Surabaya, Husnul Maram mengungkapkan, Jawa Timur memperoleh kuota tambahan jamaah haji sebanyak 1.300 orang dari total tambahan kuota nasional yang sebanyak 8.000 jamaah.

Kuota haji reguler tambahan diperuntukkan jamaah haji reguler berdasarkan urutan nomor porsi berikutnya yang meliputi jamaah haji yang saat pelunasan tahap sebelumnya mengalami kegagalan sistem.

"Kemudian jamaah haji cadangan yang telah melakukan pelunasan dan jamaah haji reguler nomor urut porsi berikutnya setelah jamaah haji cadangan," kata Maram di Surabaya, Kamis (8/6/2023).

Maram melanjutkan, masa pelunasan kuota tambahan dilakukan mulai 8 hingga 12 Juni 2023 atau tiga hari kerja. Di Jawa Timur, Maram melanjutkan, dari kuota 1.300 yang diberikan, 632 dipilih dari jamaah yang sudah melunasi pembayaran pada 19 Mei 2023 atau sebelum masa operasional pemberangkatan dimulai, tapi belum mendapatkan panggilan berangkat.

"Sementara, sisanya dari jamaah haji cadangan," ujar Husnul Maram. Ia pun mengingatkan panasnya suhu di Arab Saudi, dimana suhu rata-rata berkisar antara 30 hingga 45 derajat Celsius.

Karena itu, jamaah diimbau untuk menjaga kesehatan dan tidak memaksakan diri dalam menjalankan ibadah sunah atau program ziarah. "Cuaca di Makkah sangat panas. Jamaah diimbau menjaga kesehatan tidak memaksakan diri dalam beribadah sunah dan laksanakan ibadah haji sesuai kemampuan diri," kata dia.

Selain itu, jamaah haji hendaknya tetap menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh saat di Tanah Suci. Ia juga mengingatkan jamaah agar beribadah sesuai kemampuan diri sehingga pelaksanaan ibadah haji, terutama pada masa Arafah, Muzdalifah, dan Mina, dapat berjalan dengan baik dan lancar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement