Kamis 08 Jun 2023 22:44 WIB

Tingkat Pengangguran Kota Malang Capai 7,66 Persen, Bagaimana Solusinya?

Permasalahan pengangguran kerap kali disebabkan oleh ketidakseimbangan.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Fernan Rahadi
Pengangguran (ilustrasi)
Pengangguran (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan, tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Kota Malang sebesar 7,66 persen pada Desember 2022. Hal ini diungkapkan Kepala Dinas Tenaga Kerja, Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (Disnaker PMPTSP) Kota Malang, Arif Tri Sastrawan saat menyelenggarakan Penyuluhan dan Bimbingan Jabatan Bagi Pencari Kerja di Hotel Montana 1 Kota Malang, Rabu (7/6/2023). 

Sementara itu, jumlah angkatan kerja di Kota Malang sebanyak 452.836 orang. Jumlah ini terdiri atas penduduk bekerja sebanyak 418.158 orang dan pengangguran sebanyak 34.678 orang.

Menurut Arif, permasalahan pengangguran kerap kali disebabkan oleh ketidakseimbangan antara kebutuhan tenaga kerja dengan ketersediaan pencari kerja. Dalam hal ini, baik secara kuantitas maupun kualitas. "Dan masalah ini kerap menjadi kendala dalam proses penempatan tenaga kerja," kata Arif.

Selain itu, pengangguran juga dapat diakibatkan adanya kesenjangan informasi antara perusahaan pengguna tenaga kerja dan pencari kerja. Ditambah lagi, perusahaan pengguna tenaga kerja acap sulit mendapatkan tenaga kerja yang sesuai dengan kualifikasi dan jabatan yang tersedia. Akibatnya, tidak semua pencari kerja dapat menempati lowongan kerja yang ditawarkan.

 

Merujuk kondisi tersebut, Disnaker PMPTSP Kota Malang berupaya untuk menekan angka pengangguran. Salah satunya dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) melalui kegiatan penyuluhan bimbingan jabatan bagi pencari kerja. 

Melalui kegiatan, dia berharap para pencari kerja dapat segera mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan minat, bakat, dan kompetensi yang dimiliki. Perusahaan juga bisa mendapat tenaga kerja yang profesional, berkualitas, dan sesuai dengan syarat jabatan yang dibutuhkan.

Arif mengeklaim, pihaknya telah secara rutin menggelar penyuluhan bimbingan jabatan bagi pencari kerja. Hal ini bertujuan agar tercipta tenaga kerja yang siap pakai, terampil, disiplin, produktif, serta memiliki etos kerja sesuai kebutuhan industri. 

Di samping itu, dia mengatasi, berbagai pelatihan kerja juga telah disesuaikan dengan kebutuhan pasar kerja. "Serta pelatihan wirausaha mandiri juga dilakukan untuk meningkatkan daya saing para pencari kerja," ucapnya.

Hal yang pasti, dia menargetkan pihaknya dapat menciptakan calon tenaga kerja berkualitas tinggi. Kemudian mereka nantinya dapat bersaing di pasar kerja dan berkemampuan wirausaha mandiri. 

Menurut dia, langkah tersebut akan berdampak positif terhadap pengurangan angka pengangguran dengan terserapnya mereka di dunia kerja. Kemudian pengurangan angka pengangguran juga dapat dengan berwirausaha mandiri. Langkah ini dianggap dapat menciptakan lapangan usaha baru yang dapat menyerap tenaga kerja ke depannya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement